River Tubing di Sungai Klawing Purbalingga

Setiap waktu adalah pengalaman yang bisa menjadi guru dalam tindakan kita sehari-hari” ~nyk_mlg~

So sesekali keluarlah dari rutinitas kerja yang kadang membelenggu. Salah satunya berkecipak air di atas ban atau biasa disebut River Tubing Wah mainan apa itu?

Yuk ikuti ceritaku ya…Ini betul-betul seru karena pengalaman pertamaku menyusuri sungai besar dengan naik ban. Wah gak takut tenggelam? Lanjut aja ya bacanya..

Kali ini aku  dan sahabat Rainbow Moms janjian di Stasiun Purwokerto Jawa Tengah. Dari Malang aku naik kereta ke Surabaya dan dilanjut naik kereta Logawa. Aku mengajak putriku yang waktu itu masih duduk di bangku SD untuk bacpackeran. Wah!

Dari Surabaya kereta berangkat sekitar pukul 11.00 WIB. Kereta Logawa adalah kereta ekonomi yang murmer. Tiga tahun lalu atau tepatnya tahun 2017 akhir, harga tiket masih 70 ribuan. Sedangkan Malang-Surabaya kalau gak salah tiketnya 10 ribu.

Perjalanan berangkat untuk dua orang tak lebih dari 200 ribu. Kereta ekonomi juga sudah nyaman, ada fasilitas AC. Hanya tempat duduknya yang menurutku kurang nyaman untuk perjalanan jauh. Surabaya ke Purwokerto ditempuh dalam waktu 7-8 jam.

Baca Juga: Lima Wisata Lombok yang Wajib Dikunjungi

Sekitar pukul 19.00 kereta Logawa sudah tiba di stasiun Purwokerto. Stasiunnya bersih dan lumayan besar. Nah di stasiun ini kami bertemu dengan sahabat Rainbow Moms yang berasal dari Jakarta dan sekitarnya. Wuahhh rame dong. Pasti…

Selanjutnya kami dengan kendaraan sewa berkapasitas 15 orang menuju ke rumah Mbak Titi. Kami menginap di rumah Mbak Titi sebagai RM 1 (ini sebutan buat leader RM). Beliau punya rumah yang lumayan luas dan bertingkat, sehingga mampu menampung kami semua.

Katanya setelah pensiun nanti, Mbak Titi yang bekerja di Jakarta akan pulang kampung untuk mengelola rumahnya menjadi homestay. Wah semoga lancar dan sukses ya mbak. Aku lupa lokasi tepat rumahnya. Tapi sangat asri suasananya.

Kira-kira dari stasiun ditempuh selama 2 jam. Kami gak kemana-mana malam itu karena harus charge tenaga untuk perjalanan besok pagi. Kemana? Ikuti terus yaa perjalanan kami.

Usai rehat semalam, keesokan harinya kami menuju ke Sungai Klawing yang masuk wilayah Kabupaten Purbalingga. Tapi sebelumnya, kami sarapan pecel di pasar tradisonal tak jauh dari tempat kami menginap.

Ya Allah harga kuliner di pasar itu terjangkau banget. Hingga sahabat RM yang dari Jakarta kemaruk untuk membeli semua jenis jajanan pasar. Hehe…dari pasar bawaan bertambah jadinya.

Kira-kira perjalanan menuju basecamp pengelola wisata river tubing ditempuh 60 menit. Sebelum dibriefing,  kami diminta mengenakan perlengkapan seperti pelampung, helm dan sepatu anti air. Kami juga disuguhi welcome drink dan camilan. Asikk ya…

Dari basecamp, kami harus naik mobil pick up selama 15 menit. Tujuannya adalah ke sungai Klawing . Sungainya lumayan lebar dengan debit air yang lumayan deras.  Wuihhh… deg-degan juga sih, karena pertama kalinya aku ikut aktivitas river tubing.

Baca juga: Wisata Magelang yang Patut Dikunjungi

Tapi tak lama deg-degan itu berubah menjadi rasa senang. Gimana tidak? Masing-masing dari kami dibekali sebuah ban yang lumayan besar ukurannya.

Setelah warming up, kami mulai turun ke sungai Klawing yang membelah Desa Onje. Awal menyusuri sungai, menurut tim leader, kami harus berpasang-pasangan. Caranya dengan mengkaitkan kaki pada lengan pasangan kita yang berada di posisi depan.

Ini dimaksudkan agar saat melewati jeram, ada keseimbangan dan diharap terbebas dari posisi jungkir balik. Waduhhh…seru kan? Gimana gitu ya…ada rasa penasaran bercampur kuatir pastinya.

Hai benar lho…saat baru memulai perjalanan, ada jeram yang lumayan deras. Ya Allah …Bismillah..Di atas ban aku yang berpasangan dengan sahabat RM lsinnya bisa melewati jeram itu dengan selamat. Rasanya lega dan puas dong bisa menaklukkan jeram itu. Ekspresi kami apresiasikan dengan teriakan kencang dan keras.

Tapi putriku yang berpasangan dengan sahabat RM lainnya sempat terhempas. Mungkin karena berat badannya ringan terlalu ringan, hehe…Beruntung dengan sigap pemandu membantunya sehingga tak terjadi apa-apa. Alhamdulillah.

Saat ber-rivertubing sesekali kami menemui hambatan. Antara lain menabrak bebatuan atau menabrak ban teman-teman. Memang ada sih triknya supaya ban yang kami naiki tidak berputar-putar saja. Kami harus bisa mengarahkan ban untuk melaju lurus. Caranya dengan menggunakan tangan sebagai dayung.

Wahhh lumayan memacu adrenalin lho river tubing itu. Selain suara jadi serak karena teriak-teriak juga melihat medan sungai yang lumayan curam. Kapok? Nggak sih…hehe…

Nah pas membelah sungai Klawing, kami saling berpencar. Tapi tetap berpasangan sesuai arahan tour guide. Kami terombang-ambing oleh derasnya arus sungai. Saat tertentu — dengan isyarat dari team leader,  kami harus kompak berformasi.

Formasinya keren lho…Kami menyatu dan membentuk barisan memanjang mirip Kaki Seribu. Tahu kan binatang tersebut? Bila dilihat dari atas jembatan, terlihat seperti kaki seribu tengah menyebrang sungai. Hihi…mantabs…!

Seperti itu juga bentukan atau formasi kami dilihat dari ketinggian. Tanpa menyatu dan kompak, kami tak akan bisa membentuk suatu formasi. Tanpa komitmen tak akan ada yang menyatu membentuk formasi. Suip…Kerenlah pokoknya.

Berkecipak atau bermain air di sungai memang seru ya? Mengingatkan kita pada masa kecil. Ya nggak? Benar-benar berkesan deh river tubing di Sungai Klawing ini.

River tubing ini menyiratkan sebuah persahabatan juga lho. Bagaimana kita harus bekerja sama dan menyatu walau bebatuan dan riak air menghadang. Itu adalah semacam aral yg nantinya justeru menjadi pijakan yang bisa merekatkan kami.

Jadi Ingat saat diantara kami ada yg  terhadang batu dan ban tak bisa bergerak maju. Akan ada tangan2 teman kami yang kemudian rela mengulurkan bantuan. Nah seperti itulah kerjasama tim atau saling membantu satu sama lainnya.

Tak terasa bermain basah dengan air dan ban sejauh 3,5 km di sungai Klawing itu berakhir. Sunggu berwisata di sungai ini memberi kami pelajaran akan hakekat hidup bersama dan kekompakan.

Ada yang bisa dipetik dari setiap  gerakan dan aliran airnya. Sepakat kan kalau hidup memang kudu bergerak dinamis, agar kita bisa mencapai tujuan akhir.  Ya seperti berakhirnya river tubing kami di bawah jembatan Desa Onje, Purbalingga, Jawa Tengah.

Sungguh aku merasa berkesan banget. Gimana kalian setelah baca kisah  perjalananku ini,  masih ingin river tubing di Sungai Klawing ini?

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *