Lima Cara Ikhlas “Menyambut” Banjir

Lima Cara Ikhlas Menyambut Banjir. Pernah dengar gak  kata bijak, “kecil jadi teman besar (banyak) jadi lawan”? Entah siapa dulu yang pertama mempopulerkan kalimat tersebut. Tapi, ternyata kalimat itu sedikit banyak terkait dengan banjir . Lho?

(Sumber: Titi S Soeparno)

Iya kan ya, air ataupun api, kalau kecil jadi teman. Dalam arti harafiahnya, kita sangat membutuhnya. Misal air dalam takaran tertentu bermanfaat banyak banget buat kehidupan kita. Antara lain air buat masak, mandi, air minum dll. Tapi kalau jumlahnya banyak dan datang secara tiba-tiba, malah jadi musiban banjir kan? Demikian pula dengan api, kalau kecil bisa buat masak, nyalain rokok dll. Kalau besar? Wahhh bencana kebakaran dong…

Musibah Banjir dan Penyebabnya

Masih dihitungan jari — enam hari lalu tepatnya — saudara-saudara kita di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek) mengalami musibah banjir yang lumayan besar. Setidaknya ada korban meninggal kurang lebih 30 orang, ratusan rumah tenggelam dan juga banyak materi seperti mobil dan kendaraan lainnya hanyut.

(sumber: Pixeabay)

Tamu yang tak diundang itu — menurut korban yang dilansir oleh media cetak –datangnya tengah malam. Apalagi sebelumnya diguyur hujan sehari semalam. Bisa ditebak deh bakal banjir. Tapi ternyata banjirnya kali ini tidak seperti biasanya. Banjirnya hingga ada yang mencapai atap rumah. Miris lho saya melihat rumah saudara kita hanya tampak gentingnya saja. Pengen nangis pas membayangkan kalau saya yang mengalaminya.

Baca juga:

  • blusukan di pasar tradisional oro-orodowo malang
  • Toko buku di jalan wilis nasibmu kini

Nah sebenarnya apa sih penyebab banjir yang kemarin melanda ibukota kita? Dari hasil browsing juga nonton liputan di media elektronik ataupun membaca media cetak, beberapa yang bisa saya tulis. Penyebabnya antara lain adalah

1. Drainase yang tidak lancar. Banyak saluran pembuangan air yang mampet karena tertutup oleh sampah, plastik dan semacamnya. Sehingga begitu hujan sehari semalam, air di dalam saluran meluap. Jadi untuk mengatasi banjir bisa dari hal yang terkecil yakni jangan membuang sampah sembarangan.

2. Berkurangnya area resapan air. Karena banyaknya bangunan yang tidak mengindahkan area resapan air, ini salah satu yang menyebabkankan banjir. Tanah yang seharusnya bisa menyerap air hujan dengan baik terhalang oleh beton-beton yang menutup jalannya aliram air hujan. Sehingga airpun menggenang dan berakibat banjir bila hujan intensitasnya tinggi.

3. Daerah Aliran Sungai (DAS) semakin dangkal dan menyempit. Seperti sungai Ciliwung dan Pesanggrahan yang mengalami pendangkalan dan penyempitan karena ulah faktor manusia sendiri. Pendangkalan bisa disebabkan oleh sampah-sampah. Sedangkan penyempitan DAS diurug untuk kemudian didirikan rumah-rumah di bantaran atau di pinggir sungai

Tiga penyebab utama itulah yang menyebabkan banjir, selain dari faktor hujan intensitas tinggi ataupun kiriman air dari wilayah yang lebih tinggi. Dari masalah yang terjadi di tahun-tahun sebelumnya — meski tidak parah –setidaknya warga di Jabodetabek sudah bisa mempersiapkan diri bila musim penghujan datang. Kata orang bijak, pengalaman jadi guru yang terbaik. Bener kan?

Lima Cara Ikhlas Menyambut Banjir

Kalian percaya gak, kalau ada orang merasa ikhlas bila terkena musibah banjir? Percaya gak percaya, pasti diantara ratusan bahkan ribuan orang yang terkena banjir ya memang kudu ikhlas. Gimana gak ikhlas kalau musibah banjir sudah terjadi? Mau protes? Mau marah? Mau maki-maki petinggi atau pihak terkait, tak ada gunanya. Diminta atau tidak pasti yang berwenang akan memperhatikan hal kenapa bisa terjadi musibah ini dan mencari apa penyebabnya.

(Sumber Pixeabay)

Nah ada lho lima cara ikhlas yang bisa dilakukan warga atau saudara kita yang terdampak luapan air. Apa saja ya persiapan saat menyambut banjir? Bukan berharap banjir ya, kan memang waktu musim hujan terkadang atau bahkan selalu datang banjir kan? Jadi kudu ada persiapan seperti:

1. Menyimpan Dokumen Penting Dalam Satu Tas. Pastikan surat-surat penting seperti Kartu Keluarga, ijasah, sertifikat rumah, bpkb kendaraan dll disatukan atau disimpan dalam tas. Kemudian letakkan ditempat yang mudah digapai. Sehingga ketika musibah banjir datang bisa diselamatkan.

2. Siapkan Fisik Saat Musim Hujan. Meski cuaca di Indonesia tidak menentu karena pergeseran musim kemarau dan penghujan, tetap siapkan fisik agar selalu prima ya? Dengan menjaga kondisi dan kesehatan, ketika tiba musim hujan dan menyebabkan luapan air tidak akan mengganggu fisik kita. Jaga pola makan yang teratur.

3. Siapkan Barang Penting atau Pokok. Bolehlah saat musim penghujan mulai berbenah menyelamatkan barang-barang seperti pakaian dan bahan pokok makanan ditempat yang aman. Sehingga ketika terjadi banjir, masalah printilan bisa sedikit diatasi.

4. Selalu Siaga Ketika Musim Penghujan. Seandainya tempat tinggal berada di lokasi langganan tamu tak diundang ini, ketika hujan harus selalu siaga ya? Jangan sampai misalnya pergi ke luar kota tanpa berbenah. Atau ketika hujan intensitas tinggi malah ketiduran. Sehingga fatal dong akibatnya.

5. Jangan lupa berdoa. Ini penting lho ya agar banjir yang dikhawatirkan tidak membuat kita panik. Setidaknya kita sudah bersiap untuk menyambut musibah ini dengan persiapan dan pengalaman yang sudah ada.

Itulah lima cara yang bisa kita lakukan dalam “menyambut” tamu tak diundang alias banjir. Usahakan jangan panik ya, sebab lima cara diatas bisa sedikit menyelamatkan harta yang kita miliki. Semoga bermanfaat ya…

#Day2

#ODOP_ISB

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *