Membayangkan bercengkerama dengan alam sungguh sangat mengasikkan. Melihat hijau dedaunan di hutan yang lebat, menyusuri sungai yang berair bening, nanjak tanah bergunung ataupun mendengar cericit burung di hutan lepas. Saya selalu membayang kan dengan semangat tinggi. Dan beruntung, keinginan hati bertaut dengan nyata.
Adalah ajakan seorang anggota A2H3 yang juga anggota Xplore Wisata Malang, saya mencoba mengikuti langkah mereka ke suatu coban (air terjun). Lokasinya sangat nyempil dengan treking yang cukup terjal . Coban tersebut adalah coban Giwan tepatnya masuk wilayah desa Taji, Jabung, Kab Malang.
Saya hanya bisa berguman: luar biasa. Disuatu titik nun di bawah lembah dan sungai terselip kebesaran ciptaanNya. Betapa tidak, untuk menuju ke Coban yang masih “perawan” itu kudu menyusuri kebun-kebun warga. Menyibak semak belukar termasuk meniti jalan bukan setapak. Melainkan jalan ditengah kebun singkong yang banyak ditanam oleh warga setempat.
Menyusuri kebun warga
Naik Turun Lembah : Amazing
Selain pak Soepeno warga desa Taji yang memandu kami, juga ada ibu Rami Harry yang sangat mengenal medan coban yang ada di Malang Raya. Saat kami melenggang menuruni jalan tanah 15 menit dari base camp (rumah Pak Soepeno), ada info untuk menghentikan langkah. Kami dapat masukan kalau Coban Giwan yang akan kami tuju masih jarang dijamah orang. Hingga kami diberi “sangu” berupa sejumput garam.
Kembali meneruskan perjalanan, kurang lebih 30 orang beriringan. Melewati kebun dengan kemiringan tanah sekitar 50 derajat. Melintasi hutan dengan pepohonan rimbun pun kondisi tanah yang tak datar. Menyebrang sungai yang membelah hutan dengan bebatuan alami. Gemericik air sungai yang bening mempesona penglihatan pastinya. Hmm… betapa kita manusia tak berkuatan apa-apa jika dibanding dengan kekuatanNya mencipta.
Sejogjanya memang perlu bersyukur atas semua karuniaNya. Mendapati fisik kita yang sempurna untuk menikmati kesempurnaan alam. Caranya? Ya dengan membaurkan diri pada alam. Satu hal yang bisa dipetik dari kegiatan ini, selain mengenal teman-teman seperjalanan juga menambah takjub diri bahwa di bagian bumi lain ada ciptaanNya yang amazing.
Melewati Tanjakan Nyaris Tegak Lurus
Usai menyebrang sungai kecil kami masih terus berjalan. Tampilan alam yang menghijau pastinya membuat saya dan teman-teman semangat untuk segera tiba di Coban Giwan. Estimasi waktu kurang lebih sekitar 60 menit tiba dilokasi nampaknya bakal molor. Tentu saja kami tak melulu berjalan dan yang pasti mengabadikan perjalanan kami.
Tiba disuatu titik, saya dan teman-teman harus lebih konsetrasi. Dibalik rerimbunan pepohonan hutan suara guyuran air terjun terdengar. Tentu bahagia bakal melihat coban yang jadi tujuan. Ahhh rupanya kami harus lebih berjuang lagi dan bersabar. Ternyata untuk turun ke sungai harus melewati tanah dengan kemiringan hampir 90 derajat. Wooww…
Berbekal tali kamipun turun menuju anak sungai dengan bebatuan besar. Sudah didepan matakah cobannnya? Ternyata belum terlihat juga. Kami harus menyusuri sungai dengan air yang menggigit kulit. Beberapa kali saya terpeleset dan basah pastinya. Namun itu adalah bagian dari perjalanan yang menarik. Hehe…
Menyusuri sungai kurang lebih 10 menit akhirnya kami melihat coban Giwan. Air terjun yang tercurah tak terlalu tinggi kurang lebih 10 meter. Tapi debit airnya kencang dan besar. Disisi kanan ada bebatuan tinggi yang menghias kokoh. Melihat itu segala peluh dan rasa lelahpun menguap. Bermain air dan bernarsis menjadi agenda kami selanjutnya.
Coban Giwan yang aduhai akhirnya masuk dalam catatan harian saya. Sebagai coban dengan treking yang lumayan menguras tenaga untuk menuju kesana. Menurut info banyak coban ada disekitar desa Taji. Desa ini terletak di dataran tinggi berjarak kurang lebih 25 km arah timur kota Malang. Secara administratif masuk wilayah kecamatan Jabung Kabupaten Malang.
Konon kabarnya ada puluhan coban yang sembunyi di balik bukit di wilayah tersebut. Hari itu usai menilik coban Giwan, langkah saya ditemani 2 sahabat dari Xplore Wisata Malang menjejak Coban Siuk dan Coban Sisir. Ikuti ceritanya yaa….to be continue…