Memburu Coban Giwan yang Eksotis

49
1611

Membayangkan bercengkerama dengan alam sungguh sangat mengasikkan. Melihat hijau dedaunan di hutan yang lebat, menyusuri sungai yang berair bening, nanjak tanah bergunung ataupun mendengar cericit burung di hutan lepas. Saya selalu membayang kan dengan semangat tinggi. Dan beruntung, keinginan hati bertaut dengan nyata.

Adalah ajakan seorang anggota A2H3 yang  juga anggota Xplore Wisata Malang, saya mencoba mengikuti langkah mereka ke suatu coban (air terjun).  Lokasinya sangat nyempil dengan treking yang cukup terjal . Coban tersebut adalah coban Giwan tepatnya masuk wilayah desa Taji, Jabung, Kab Malang.

Saya hanya bisa berguman: luar biasa. Disuatu titik nun di bawah lembah dan sungai terselip kebesaran ciptaanNya. Betapa tidak, untuk menuju ke Coban yang masih “perawan” itu kudu menyusuri kebun-kebun warga. Menyibak semak belukar termasuk meniti jalan bukan setapak. Melainkan jalan ditengah kebun singkong yang banyak ditanam oleh warga setempat.

Menyusuri kebun warga

Naik Turun Lembah : Amazing

Selain pak Soepeno warga desa Taji yang memandu kami, juga ada ibu Rami Harry yang sangat mengenal medan coban yang ada di Malang Raya. Saat kami melenggang menuruni jalan tanah 15 menit dari base camp (rumah Pak Soepeno), ada info untuk menghentikan langkah. Kami dapat masukan kalau Coban Giwan yang akan kami tuju masih jarang dijamah orang. Hingga kami diberi “sangu” berupa sejumput garam.

Kembali meneruskan perjalanan, kurang lebih 30 orang beriringan. Melewati kebun dengan kemiringan tanah sekitar 50 derajat. Melintasi hutan dengan pepohonan rimbun pun kondisi tanah yang tak datar. Menyebrang sungai yang membelah hutan dengan bebatuan alami. Gemericik air sungai yang bening mempesona penglihatan pastinya. Hmm… betapa kita manusia tak berkuatan apa-apa jika dibanding dengan kekuatanNya mencipta.

Sejogjanya memang perlu bersyukur atas semua karuniaNya. Mendapati fisik kita yang sempurna untuk menikmati kesempurnaan alam. Caranya?  Ya dengan membaurkan diri pada alam. Satu hal yang bisa dipetik dari kegiatan ini, selain mengenal teman-teman seperjalanan juga menambah takjub diri bahwa di bagian bumi lain ada ciptaanNya yang amazing.

Melewati Tanjakan Nyaris Tegak Lurus

Usai menyebrang sungai kecil kami masih terus berjalan. Tampilan alam yang menghijau pastinya membuat saya dan teman-teman semangat untuk segera tiba di Coban Giwan. Estimasi waktu kurang lebih sekitar 60 menit tiba dilokasi nampaknya bakal molor. Tentu saja kami tak melulu berjalan dan yang pasti mengabadikan perjalanan kami.

Tiba disuatu titik, saya dan teman-teman harus lebih konsetrasi. Dibalik rerimbunan pepohonan hutan suara guyuran air terjun terdengar. Tentu bahagia bakal melihat coban yang jadi tujuan. Ahhh rupanya kami harus lebih berjuang lagi dan bersabar. Ternyata untuk turun ke sungai harus melewati tanah dengan kemiringan hampir 90 derajat. Wooww…
Berbekal tali kamipun turun menuju anak sungai dengan bebatuan besar. Sudah didepan matakah cobannnya? Ternyata belum terlihat juga. Kami harus menyusuri sungai dengan air yang menggigit kulit. Beberapa kali saya terpeleset dan basah pastinya. Namun itu adalah bagian dari perjalanan yang menarik. Hehe…

Menyusuri sungai kurang lebih 10 menit akhirnya kami melihat coban Giwan. Air terjun yang tercurah tak terlalu tinggi kurang lebih 10 meter. Tapi debit airnya kencang dan besar. Disisi kanan ada bebatuan tinggi yang menghias kokoh. Melihat itu segala peluh dan rasa lelahpun menguap. Bermain air dan bernarsis menjadi agenda kami selanjutnya.

Coban Giwan yang aduhai akhirnya masuk dalam catatan harian saya. Sebagai coban dengan treking yang lumayan menguras tenaga untuk menuju kesana. Menurut info banyak coban ada disekitar desa Taji. Desa ini terletak di dataran tinggi berjarak kurang lebih 25 km arah timur kota Malang. Secara administratif masuk wilayah kecamatan Jabung Kabupaten Malang.

Konon kabarnya ada puluhan  coban yang  sembunyi di balik bukit di wilayah tersebut. Hari itu usai menilik coban Giwan, langkah saya ditemani 2 sahabat dari Xplore Wisata Malang menjejak Coban Siuk dan Coban Sisir.  Ikuti ceritanya yaa….to be continue…

25/07/18

49 KOMENTAR

  1. Wah adventurer banget nih mbak Erny. Udah banyak yang tau tempat inikah Mbak? Rame pasti ya kalau weekend. Btw, Fotonya keren jadi pengen ikutan main air. hehehe

  2. Wisata alam nih jadi favorit saya banget. Apalagi kalau ujungnya ketemu air terjun. Mau capek keringetan juga ayo aja. Eh ini berarti Malang dari ujung ke ujung menggoda banget ya tempat wisatanya? Haduuuh …

    • Kalau yg model coban Giwan gak rekom buat anak-anak mb. Ntar mb Dwi kalau mau ke coban yg langsung njujug bisa ke Coban Rondo. Cakep juga tapi gk jauh dari parkiran. Ditunggu ya mb…hehe

  3. Wuih, trek menuju cobannya lumayan berat juga ya..ada yang harus dengan manjat pakai tali, harus menyusuri sungai dan rela basah-basahan
    Tapi semua itu, pasti terbayarkan dengan pemandangan di Coban Giwan ya, Mbak …

  4. Asik ulassnnya mbak,, jadi kebawa alur critanya,,
    Btw,,salut ma mbak nyk,walau medan anti mainstrem tapi ttp semangat.
    Kalau ada acara mbolang lagi bisa join mbak,,,

    Salam xplore wisata malang

    • Alhamdulillah mba sebenarnya raguuu…secara usiaku dah mndekati kepala 5 haha…Tapi keraguan itu kalah sama niatku yang pengen lihat Coban Giwan. Ternyata msh kuat, mksh yaa sdh berkunjung ke blog ku yang sederhana…

    • Coban Giwan itu coban baru ditemukan mba Lita. Lokasinya nyempit banget kudu turun naik lembah lewat sungai dan masih perawan. Konon kata guide msh bnyk penunggunya dan buat jaga2 dikasihlah garam yang sdh diksih doa. Jd selain wiridan sendiri ya bawa garam itu sebagai penangkal. Wallahu alam…

  5. Learning Indonesian
    Indonesian Courses
    Indonesian Courses
    Lembaga Kursus Terbaik Indonesia
    Service Center HP Indonesian
    Lembaga Kursus Terbaik Indonesia
    Makalah Usaha Bisnisilmu konten

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here