Melongok Keindahan Chatten Cafe di Batu

Melongok Keindahan Chatten Cafe di Batu Siapa yang demen sama hawa sejuk buat ngademin hati? Atau hawa yang semriwing buat ngilangin penat setelah beraktivitas selama 5 hari kerja? Pastinya kalau ada yang tanya gitu, aku akan mengacungkan jari pertama kali. Hehe… Gimana nggak demen hawa swejukkk kalau sehari-hari otak dipenuhi target diri? Rasanya pengen dong … Read more

Berkunjung ke Roemah Oei di Lasem

Berkunjung ke Roemah Oei di Lasem. Suatu saat penasaran banget pada Kota Lasem yang dikenal sebagai Little China Town. Karena sering sekali mendengar cerita keunikan kota Pusaka ini, auto ingin berkunjung dong. Beberapa kali batal, akhirnya pertengah tahun 2023 aku bisa liburan ke kota Lasem.

Lasem adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Rembang. Lokasi tepatnya di pesisir utara pantai Jawa. Orang mengenal Lasem sebagai tempat yang memiliki kekayaan sejarah budaya.

Salah satu bukti sejarah budaya adalah bangunan Roemah Oei. Ingin tahu tentang rumah yang sudah berusia ratusan tahun? Yuk simak ya ceritaku

Sekilas Tentang Kota Lasem

Dahulu kala, Lasem menjadi lokasi pendaratan orang -orang Tiongkok di Tanah Jawa pada abad ke-14. Tak heran kalau di sudut-sudut kota heritage ini banyak terlihat peninggalan budaya yang menjadi kekayaan warisan dan sejarah di Kota Lasem.

Lasem memiliki keragaman budaya dari berbagai etnis, seperti Cina, Arab dan Jawa yang hidup rukun berdampingan. Malah di kota tua ini banyak terdapat rumah ibadah seperti masjid dan klenteng yang bertebaran di beberapa lokasi. Semua bangunan tetap terawat dengan baik dan dijaga kelestariannya.

Seperti Masjid Jami’ di Lasem yang menjadi simbol sejarah Islam yang berkembang di sana. Masjid Jami Lasem juga menjadi bukti nyata harmoni dan akulturasi budaya yang berkembang di kecamatan Lasem. Masyarakatnya dari beragam etnis hidup rukun.

Selain itu di Lasem juga terdapat banyak klenteng diantaranya klenteng Cu Sang Kiong, Poo An Bio, Gie Yong Bio dll. Ketiga klenteng yang memiliki ciri khas sendiri-sendiri itu lokasinya berbeda satu sama lainnya.

Misalnya klenteng Cu Ang Kiong yang terletak di desa Dasun memiliki siri ukiran aksara China dengan 2 buah naga di gerbangnya. Kemudian atap bangunan klenteng berbentuk ekor walet. Unik kan?

Pendek kata meski Lasem sebagai kota kecamatan kecil di Rembang tetapi realitanya lumayan ramai dan memiliki fasilitas umum yang memadai. Untuk sebuah kota kecil dengan beragam peninggalan budaya dan agama ini, memang Lasem patut disebut sebagai kota Pusaka.

Roemah Oei di Lasem

Lasem kota kecamatan di Rembang yang memang menyimpan banyak sejarah budaya. Tak heran bila banyak wisatawan yang penasaran dan ingin mengeksplor lebih banyak ke setiap sudut-sudutnya. Pastinya dengan ke-khasan dan keunikan yang sudah diurai di atas, kita harus ikut menjaga kelestariannya.

Salah satu tempat yang sampai sekarang dijaga dan dilestarikan adalah Roemah Oei Lasem yang berdiri sejak tahun 1818. Roemah Oei adalah bangunan heritage yang sudah berumur ratusan tahun. Pemilik adalah seorang pengusaha terkenal pada jamannya.

Roemah oei

Pemilik Roemah Oei adalah Oie Am yang lahir pada tahun 1798 di Tiongkok. Dulu Oie Am saat berusia 15 tahun merantau hingga berlabuh di pesisir Utara laut Jawa, tepatnya di Lasem. Saat usia 17 tahun Oie Am menikah dengan putri asli Lasem, bernama Tjioe Nio. Gadis yang dipinang pandai menari dan membatik.

Roemah Oie kini dijadikan jujugan orang yang ingin menikmati nuansa masa lampau. Di halamannya terdapat kafe dengan kursi jadul dimana kita bisa menikmati kopi lelet dan kuliner jadul lainnya. Sementara di sisi tembok bagian teras terpampang info tentang sejarah kota Lasem.

Menjelajah Roemah Oie 1818

Roemah Oei lokasinya cukup strategis di jalan Jatirogo tak jauh dari Masjid Jami Lasem. Waktu aku berkunjung ke sini bareng komunitas Rainbow Moms pertengahan tahun 2023, Roemah Oei terlihat bersih dan terawat. Didalam rumah tersebut masih terdapat benda-benda kuno dan perabot lawas.

Dari gerbang masuk sudah tampak ciri khas bangunan Tionghoa. Di sisi kanan terdapat tulisan dengan gambar bulat berwarna coklat kayu. Tertulis Roemah Oei Tahun 1818. Terlihat jelas sekali karena berbackground tembok warna putih.

Roemah Oei

Melangkah ke dalam tampak kafe Oei. Waktu kami berkunjung tampak ramai, banyak muda mudi yang kongkow hanya untuk menikmati kuliner yang tersedia di sana. Akupun tak ketinggalan memesan es mangga muda jadul kesukaanku masa kecil dulu. Hmm jadi ingat dong waktu aku masih bocil…hehe…

Baren sahabat RM

Melangkah ke terasnya, tampak pintu jaman dulu. Di sisi kanan dan kiri terdapat tulisan aksara Cina berwarna mencolok. Seperti di negeri Cina aku dan sahabat Rainbow Mom mulai menelusuri ruangan demi ruangan Roemah Oei.

Lasem

Begitu masuk ada meja kayu kuno berukuran agak besar di bagian tengah. Sedangan di sebelah kiri dan kanan ada kursi tamu jadul. Masuk ke dalam lagi ada ruang tidur dan ruangan yang penuh dengan foto dan lukisan keluarga.

Roemah Oei Bikin Betah

Terasa adem banget aura Roemah Oei Lasem 1818. Ada pepohonan yang tumbuh disekitar halaman pastinya bikin betah ya. Setelah puas berkeliling dan foto-foto kami pun pulang ke penginapan di Rumah Merah.

Aku sangat terkesan berkunjung ke Roemah Oei yang berarsitektur Tiongkok ini. Ornamen-ornamen khas negeri tirai bambu menyeruak di semua sudut. Apalagi ada pintu kayu berukiran kanji tiongkok, dan pernak-pernik lainnya.

Sungguh kami seperti tengah berada di Little China Town. Penasaran nggak sih teman-teman? Cuz aja berkunjung ke Roemah Oei 1818 di Lasem. Yukkkk…