S.21: Sambang Pasar Tradisional Kebon Empring di Bantul

Assalamualaikum, jumpa lagiii…

Hai sist, mbak dan emakkk…kalian masih suka blusukan ke pasar tradisional gak? Kalau saya jujur, sesekali sih belanja di tempat ketemuan antara pembeli dan penjual itu. Hehe…soalnya belanja keseharian lebih sering ke warung tetangga sebelah. Disamping lokasi dekat, juga menjaga silaturahim. Eaaa…aselinya malas keluar, kalau gak penting-penting banget. Saya tuh jarang nge-mall, kecuali lagi dapat job ubleg ke tempat perbelanjaan modern itu.

Pasar tradisional Kebon Empring (dok.pri)

Lha bicara tentang pasar, kemarin saat hang out ke Jogja, saya nemu pasar tradisional yang bikin adem hati dan otak. Meski pasar ini jualannya kuliner tapi bisa mengobati kangen suasana jaman saya kecil. Jajanan jadul banyak ditawarkan. So, yukk simak ya …

Nah Siapa yang beranggapan pasar tradisional itu tidak menarik dan terkesan kumuh? Hayo ngaku..Kalau kata saya sih relatif yaa…Tapi coba lihat Pasar Tradisional Kebon Empring yang terletak di Bantul ini. Meski berlokasi di bawah rumpun bambu dan dekat aliran Kali Gawe, tapi tidak membuat pasar ini kotor dan tak tertata. Malah sebaliknya bersih dan rindang. Yuk intip pasar yang baru setahun di buka ini …

Bersama komunitas Rainbow Moms ke Pasar Kebon Empring (dok.pri)

Pasar Kebon Empring Jadi Jujugan Wisatawan

Tak berlebihan kalau pasar Kebon Empring ini banyak dikunjungi oleh wisatawan lokal maupun dari luar kota. Suasananya yang adem semilir juga sangat menarik perhatian pengunjung. Disana kita bisa berwisata kuliner jaman dulu dengan suasana yang ndeso dan alami. Saya dan sahabat Rainbow Moms pun tak ketinggalan sambang ke pasar itu.

Menurut salah seorang pengelolanya, sebelum kawasan rumpun bambu ini dijadikan objek wisata, dulu adalah tanah kosong yang terbengkalai. Bermula dari Kali Gawe yang mengalir di tengah desa Bintaran Wetan, Wiyungan Kabupaten Bantul.  Jembatan permanennya yang menghubungkan dengan desa lain roboh  karena badai Cempaka.

Kemudian warga berinisiatif untuk membuat jembatan gantung sepanjang kurang lebih 10 meter. Dan ternyata setelah selesai, jembatan tersebut menarik perhatian bukan saja warga sekitar, tapi warga luar desa. Pengunjung bernarsis dengan latar jembatan dan aliran air Kali Gawe. Akhirnya muncul ide untuk membuat area sekitar menjadi tempat yang unik.

Jembatan gantung (dok.pri)

Sekitar Kali Gawe banyak ditumbuhi pohon bambu. Hingga melahirkan ide kreativitas warga dan pemuda setempat untuk membuka wisata alam dan kuliner dengan nama Pasar Kebon Empring. Artinya pasar di area kebun bambu (empring).

Pasar  Aneka Kuliner Tradisional

Bila berkunjung ke Pasar Kebon Empring kesan pertama adalah terasa nyaman, tentram dan adem. Apalagi warga sekitar menyambut pengunjung dengan ramah berpakaian adat.

Di Pasar Kebon Empring ada sekitar 25 stand penjual yang semuanya adalah warga desa Bintaran Wetan. Ibu-ibu penjualpun memakai baju kebaya dan jarik atau kain panjang. Tak ketinggalan menggunakan topi capil yang khas orang desa.

Jenang (dok.pri)

Baca juga ini ya : Jajanan jadul menggoda hati

Di area pasar yang lumayan luas ini tersedia menu tradisional seperti pecel, lotek, urap-urap, sate kere, dawet, jenang, tiwul, sego wader, es tebu dan masih banyak lainnya. Menu makanan tersebut juga dihidangkan secara tradisional pula. Misalnya seperti jenang dihidangkan dalam wadah tanah liat atau gerabah. Demikian pecel tak memakai piring tapi dengan daun pisang. Tentang rasa enak dan harga antara 5 ribu hingga 10 ribu. Terjangkau kan? Wuihh saya jadi kalap sodarahh, hehe…

Fasilitas Wisata Kebon Empring

Meski dibuka belum cukup setahun, tapi pengelola menyediakan fasilitas yang cukup lengkap seperti tempat wisata yang kesohor. Ada gazebo, toilet, mushola, tempat parkir baik kendaraan roda dua maupun empat. Juga ada kursi dari bambu tempat pengunjung menikmati aneka menu yang ada.

Sebagai wisata keluarga juga ada permainan atau dolanan anak tradisional. Seperti ayunan dibawah pohon bambu, egrang juga bakiak. Permainan jaman dulu ini sebagai wisata edukasi kepada anak-anak jaman now. Lengkap kan?

Mainan tradisional Bakiak (dok.pri)

Yang unik di Pasar Kebon Empring semua tulisan makanan dan tempat, menggunakan aksara Jawa. Namun bagi yang tidak paham, jangan kuatir ada kok keterangan dalam Bahasa Indonesia-nya.

Salah satu petunjuk dalam aksara Jawa (dok.pri)

Untuk masuk ke tempat wisata ini tidak dipungut biaya atau tiket. Namun di beberapa sudut terdapat kotak dimana pengunjung bisa memasukkan uang dengan sukarela untuk membantu pemeliharaan dan pengembangan wisata ini.

Gimana nih sist, mbak n makk…tertarik berkunjung ke Pasar Kebon Empring? Kulinernya mantap dan berharga murah meriah. Jangan lewatkan ya kalau ke Jogja mlipir kesini juga. Pasti bakal kalap …😁😁😁

#setip

#setipEstrilookCommunity

Leave a Comment