Menatap peristiwa alam (dok.pri)
Assalamualaukum semua…
Saya mau curcol nih..hehe..Kalau ada yang tanya, kenapa sih saya suka naik gunung? Padahal kan capek trus kudu nanjak-nanjak bikin kaki pegal semua. Pertanyaan itu yang sering terlontar dari teman-teman. Kalau sudah gitu jadi panjang kali lebar jelasinnya. Tapi intinya ada kepuasan bathin saat bisa nginjak tempat yang tinggi. Ibarat seperti menuju salah satu tempat ciptaanNya yang luar biasa. Jadi makin tunduk dan lebih mengagungkanNya.
Nah salah satu yang saya suka waktu mendaki adalah bonusnya. Memang muncak ada bonusnya? Ya lah bonusnya bisa lihat sunrise yang keren dan memukau. Dan view yang cakep itu hanya didapat saat muncak.
Kalau kalian pernah kan melihat sunrise? Pemandangan menakjubkan saat matahari terbit, kerap menarik perhatian semua orang. Seperti sunrise di Gunung Panderman, Batu Jawa Timur. Degrasi warna yang menakjubkan tampak memukau. Bagaimana penampakannya? Simak yaaa…
Menikmati Sunrise di Panderman
Suatu saat kalau kalian jalan-jalan ke Malang, nanjaklah ke Gunung Panderman. Gunung yang berada di Tirtomoyo, Pesanggarahan, Batu ini memiliki ketinggian 2000 mdpl. Kalau pendaki pemula bisa melewati jalur umum yang tak begitu ekstrim. Butuh waktu sekitar 3-4 jam. Bisa tik tok atau pergi pulang, tapi harus berangkat dini hari untuk mengejar sunrise.
Sunrise di Gunung Panderman bisa menjadi obat lelah. Usai melakukan perjalanan yang lumayan ekstrim, kemudian melihat indahnya sunrise, serasa menguap segala rasa capek. Yang ada hanya kekaguman pada ciptaanNya.
Warna langit yang eksotik (dok.pri)
Saat di puncak kalau kalian beruntung, bakal melihat warna yang sangat sayang untuk dilewatkan. Biasanya proses perubahan warna langit sangat cepat berubah. Jadi kalau bawa kamera baik dari smarphone atau kamera DSLR kudu membidik dengan cepat dan sebanyak mungkin. Sehingga kalian mendapatkan kesempatan tiap detik perubahan warna yang terjadi.
Usai subuh sekitar pukul 04.45 hingga 05.00 adalah saat matahari mulai muncul. Di langit akan berpendar cahaya aneka warna seperti biru, ungu, oranye dan kuning yang saling membaur alami. Keindahan ini harus traveler abadikan.
Sekilas Tentang Gunung Panderman
Gunung Panderman, namanya berbau ke barat-baratan kan? Memang betul nama Panderman berasal dari nama seorang berkebangsaan Belanda. Konon dulu Van Der Man adalah orang Belanda yang pertama kali muncak ke gunung tersebut. Dia sangat mengagumi sunrise dan view di sekitar gunung itu. Karena lidah orang Jawa sehingga dari penyebutan nama Van Der Man berubah menjadi Panderman.
Puncaknya bernama Basundara. Untuk mencapai ke Puncak harus melalui dua pos yakni pos 1 di Latar Ombo dengan ketinggian 1300 mdpl. Sedang pos 2 di Watu Gede (1730 mdpl). Di dua pos itu banyak pendaki yang ngecamp bila tak berniat muncak di Basundara (2000 mdpl).
Pos 2 Watu gede (dok.pri)
Untuk naik ke Panderman akan ditarik tiket berbayar 10 rb di pos loket. Tapi sebelum mencapai loket, dari titik parkir bawah kita harus berjalan sejauh 3 km dengan jalan yang nanjak terus tanpa bonus. Tapi kalau traveler mau irit tenaga, boleh naik ojeg berbayar 10rb. Gak rugi kok, jadi tenaga kita full saat naik ke Panderman.
Puncak Basundara (dok.pri)
Kalau berangkat malam via jalur umum, akan disuguhi view kerlap-kerlip Kota Batu. Indah sekali. Sementara waktu turun siang hari, bentangan gunung Putri Tidur akan mengawal kita. Terlihat hutan pinus dan juga akan kita temui gerombolan kera. Sebuah keharmonisan hidup terpancar disana.
Nah bagaimana nih, apa kalian berminat melihat sunrise di puncak Panderman? Pastinya akan banyak cerita yang tak berkesudahan. Selalu ada kesan yang membuat kita semakin percaya akan kebesaranNya.
#setip
#setipestrilookcommunity