Oleh-oleh Cerita Tentang ICD di Kota Malang

Gelaran Indonesia Community Day (ICD) telah usai. Ada oleh-oleh pribadi khusus untuk saya sendiri. Yakni lebih mengenal dan bisa tahu banyak tentang kegiatan komunitas lainnya. Acara ICD tahun ini adalah tahun kedua. Sebelumnya diadakan di Jogja tahun 2017.

Pintu gerbang ICD 2018

Menapak kaki di Taman Krida Budaya Malang, tempat ICD berlangsung, serasa masuk di suatu gerbang kerajaan. Ada 2 patung besar menyambut di pintu masuk. Bertangga dan arsitekturnya mirip-mirip dengan kerajaan jaman dulu. Ada latar cukup luas dan disisi utara ada panggung. Di sebelah selatan ada stand panitia bertulis Kompasiana.

Pintu masuk menuju pendopo

Sebagai bangunan utama ada pendopo yang luas tanpa sekat. Disanalah tempat digelarnya ICD 2018. Sekitar 25 komunitas turut berpartisipasi dan memunculkan ciri khas dari masing-masing komunitas. Rasa ingin tahu saya yang besar, hingga tak membuang waktu untuk menclok dari satu booth ke booth lainnya.

Bermula dari booth no 1 yakni booth komunitas yang saya ikuti. Booth Bolang atau blogger Kompasiana Malang. Kali ini mengambil tema tentang tradisi suku Tengger dan kesenian Malang. Adalah Mbah Ukik yang sibuk mendesain booth agar menarik pengunjung ICD. Terbesitlah ide memunculkan masyarakat suku Tengger dan kearifan lokal budayanya. Suku Tengger yang hidup di Bromo beserta pernik-pernik dipamerkannya. Diantaranya sesembahan berupa dupa dan sesajen untuk prosesi berdoa. Juga ada wayang dan Topeng Malangan serta lukisan Suku Tengger yang dipamerkan di dinding.

Booth Bolang

Bolang sebagai komunitas penulis pada acara tersebut juga memberi kesempatan kepada pengunjung untuk bergabung. Saya dan mas Ikrom bertugas untuk membantu teman-teman membuka akun kompasiana. Waahhh ternyata responnya luar biasa lho. Hampir 100 orang pengunjung berminat gabung. Semakin rame deh nantinya Bolang kedepan. Demikian harapan Pak Yunus saat meeting di Ayam Bawang Cak Per beberapa hari sebelum ICD berlangsung.

Mengenal Berbagai Komunitas

Rasanya seneng banget bisa berkenalan dengan personil komunitas lain. Taruhlah komunitas Reenactor. Kerennn. Komunitas ini berkutat dengan sejarah. Bincang-bincang sedikit sih kemarin. Dengan kostum jaman tahun 1945 an, jaman perang gitu dengan senjata-senjata ditangan. Tentu saja bukan senjata beneran, mereka meragakan peristiwa-peristiwa jaman perjuangan. Apalagi sekarang bulan Agustus yang identik dengan Indepence day Indonesia, jadi kerasa banget soul nya di booth Reenactor. Hehe..

Booth Reenactor

Di booth Jendela lain lagi. Komunitas ini lebih care ke anak-anak untuk menumbuhkan minat baca buku. Setumpukan buku didisplay dan boleh dibaca ditempat. Saya yang muter bareng 2 putri saya pastilah tak membuang kesempatan ini. Saya kenalkan kepada penjaga booth untuk bertanya tentang kegiatan-kegiatan komunitas Jendela. Nilai positif untuk anak-anak saya, mereka lebih pede saat bertemu dengan oramg yang baru dikenalnya. Istilahnya sekarang belajar bersosialisasi dengan orang yang baru dikenalnya.

Beralih ke Kominitas Malang Cat Lovers. Di booth ini tentu saja ada kucing-kucing lucu. Ada Kucing Persia yang gak punya hidung. Ada yang gede hingga bobotnya 10 kg juga ada kucing Mesir yang gak berbulu. Secara kami suka kucing, tentu saja gemes dengan penampilan kucing-kucing itu. Ada tempat narsisnya juga., wahhh langsung bergaya deh dengan menggendong kucing-kucing yang imut itu.

Booth Malang Cat Lovers

Bergeser ke booth Batu Local Guides (BLG). Komunitas ini intens memberi infomasi tentang apa saja yang berkenaan dengan tempat wisata, kuliner, perkantoran dll. Karena saya juga salah satu membernya, jadi kudu mendukung program kegiatannya. Menurut ketua BLG Bambang Afriyanto, komunitasnya berkontribusi menata informasi dan memetakan dunia digital. Bergerak melalui ulasan, video, serta foto agar sebuah tempat menjadi lebih dikenal. Misalnya mereview tempat kuliner agar lebih dikenal masyarakat. Kadang memberi titik ordinat suatu tempat agar bisa diketahui tempat yang dicari dari Google map. Geowalk salah satu kegiatan yang sering digelar yakni mencari tempat yang belum terdeteksi untuk kemudian diberi titik ordinat yang tepat dan dishare ke khalayak.

Booth Batu Local Guides

ICD Dibuka Resmi Oleh Wagub Jatim

Selain booth yang saya sebut masih banyak yang lainnya. Seperti komunitas Ladiesiana, Rumpies The Club, Rotari, JNE, BRI, Ngalam.com, Akar Tuli dll. Oya  acara ICD ini dibuka tgl 5 Agustus lalu oleh  Wagub terpilih Jatim Emil Dardak. Dalam sambutannya Emil Dardak berharap ICD bisa menjadi wadah komunitas untuk berkolaborasi dan menjadi sarana bergerak serta berbuat lebih baik untuk masyarakat.

Wagub terpilihb Jatim saat berkunjung ke booth Bolang

Indonesia Community Day 2018 ini menyajikan ragam aktivitas lho. Mempertemukan banyak komunitas dengan content creator dan tokoh-tokoh ternama dalam banyak bidang. Ada workshop, sharing, diskusi, kuliner, hiburan musik, stand up comedy dll. Di akhir acara diumumkan tentang komunitas yang terpilih sebagai The Best Inspiring Community adalah komunitas Akar Tuli. Ada juga The Best Kompasiana Community diraih oleh K-Jog (Kompasianer Jogjakarta.

Sebelumnya ada pemotongan tumpeng pertanda diluncurkan program COMMA (Community Affiliation) oleh Nurrulloh selaku Chief Operating Officer (COO) Kompasiana, Jakarta. Dimana program COMMA ini, Kompasiana menjadi pihak yang menghubungkan antara komunitas dengan pihak ketiga untuk turut mensukseskan program-program terpilih dari komunitas yang ada di Indonesia.

Hiburan musik

Saya dan banyak teman menunggu hingga acara diujung, setelah diselingi hiburan musik dari NDX AKA. Apa tuh? Ya tentu saja pengumuman pemenang lomba nyetatus di Instagram dan Twiter. Alhamdulillah nama saya salah satu yang beruntung menjadi pemenang ngetwit. Acara ICD ini ditutup setelah penampilan grup musik dari Jogja yang mampu membuat malam ICD semakin meriah. Di acara ICD saya mendapat info menarik, teman baru dan juga kesan positif di hati. Semoga tahun depan bisa hadir dan sampai jumpa di ICD mendatang…

Leave a Comment