Assalamualaikum..Wah rasanya lama banget gak buka halaman blog ini. Maklum sok sibuk sih, muter sana sini. Hehe…Tapi jangan kuatir, banyak oleh-oleh cerita yang bakal kugeber. Salah satunya tentang acara terkait heritage di kotaku tercinta, Malang.
Nah apa yang terlintas dalam pikiranmu, saat mendengar kata “heritage”? Sebuah bangunan kuno dengan cerita sejarah? Atau sebuah masa dimana pernah ada kejayaan yang melekat pada sebuah tempat atau wilayah? Menurut saya sih keduanya benar ya, saling terkait. Bahwa heritage berhubungan erat dengan sebuah bangunan kuno atau lawas di suatu tempat atau kota yang memiliki nilai sejarah.
Oeklam Oeklam Heritage nang Kajoetangan (dok.panitia)
Seperti belum lama ini di kota Malang, digelar sebuah event Oeklam Oeklam Heritage nang Kajoetangan. Acara tersebut digelar disepanjang koridor Kayutangan Jalan Basuki Rahmat Malang (30-31/8). Ada 2 gate yakni di depan Hotel Riche dan Gedung BNI. Menampilkan beberapa venue antara lain di Hotel Pelangi, Hotel Riche, Gedung Sarinah, Gedung Telkom lama, area Kayutangan serta gedung lama BNI. Ada apa saja di jalan sepanjang 550 meter itu? Simak ya ulasan acara perdana gelaran komunitas Malang Raya Heritage (MRH).
Acara Dibuka oleh Walikota Malang dan Walikota Batu
Sore yang riuh saat Walikota Malang Drs. H. Sutiaji bersama Walikota Batu Dewanti Rumpoko beserta rombongan memasuki area event Oeklam Oeklam Heritage nang Kajoetangan. Dengan berbusana ala-ala jadul, usai turun mengendarai jeep-jeep wilis buatan tahun 1940-an, orang no 1 di pemerintahan kota Malang dan Batu ini menuju halaman Hotel Riche yang berlokasi di jalan Basuki Rahmat no 1.
Hotel Riche merupakan hotel lawas yang masuk kategori bangunan heritage. Di pelataran hotel ini sudah banyak tamu yang hadir dan menunggu kedatangan kedua kepala daerah di Kota Malang dan Batu. Disambut musik dari komunitas Museum Musik Indonesia , pejabat tertinggi pemkot ini membuka secara resmi acara Oeklam Oeklam Heritage nang Kajoetangan.
Pemotongan pita pertanda acara dibuka (dok. Nisa BLG)
Di halaman atau tepatnya di batas pagar Hotel Riche, usai memberikan sambutan Walikota Malang dan Walikota Batu menanam pohon Kayutangan. Berharap pohon Kayutangan akan tumbuh seiring menggeliatnya kembali kawasan perekonomian di daerah Kayutangan yang dulu menjadi pusat ekonomi dan kini tergerus perkembangan jaman menjadi sepi. Tentang apa itu pohon Kayutangan, akan saya ulas terpisah di bagian lain yaa..
Menanam pohon Kayutangan (dok.Nisa BLG)
Banyak Venue di event Oeklam Oeklam Heritage nang Kajoetangan
Event perdana gelaran Komunitas Malang Raya Heritage sukses dan meriah. Hal itu ditandai dengan banyaknya pengunjung. Sekitar 20 ribu orang berduyun-duyun menyaksikan perhelatan akbar ini. Banyak bersliweran pengunjung atau warga Malang dengan dandanan jadul. Berkebaya encim untuk wanita dan berdasi kupu-kupu dikenakan pria. Tapi ada juga yang ber-udeng.
Berbusana Kebaya Encim (dok.ist) Pakaian Jadul Pria (dok.Ist) Berjubel pengunjung Oeklam Oeklam Heritage Kajoetangan (dok.pri)
Acara yang mendapat sambutan luar biasa dari pengunjung ini dibagi dalam 4 zona lho, yakni zona pameran foto dan barang lawas, zona talk show, zona utama di area Kayutangan (stand kuliner lawas atau stamboel) serta zona kesenian dan musik.
Namun aktivitas acara yang beragam dan padat tersebut tersebar dibeberapa venue seperti:
A. Hotel Pelangi
Di hotel yang bernuansa heritage ini ada talk show dengan pembicara seorang pemerhati sejarah dan penulis buku bernama Dukut Imam. Bertema Menyelamatkan Heritage di Kota Malang, Dukut mencoba menjelaskan bagaimana usaha untuk memelihara bangunan heritage yang banyak tersebar di kota Malang.
Talk Show tentang heritage bersama Dukut (dok.pri)
B. Gedung Sarinah
Mall Sarinah yang termasuk bangunan bersejarah dulu bernama Concordia. Pada jaman kolonial Belanda sekitar tahun 1930-an merupakan tempat berkumpulnya kaum sosialita Belanda. Nah di area Mall Sarinah ini digelar Festival Kopi, pamerah lukisan buah karya Sodikin, juga gelaran kuliner jadul yang berderet di sekitar area mall milik BUMN ini.
Pameran barang lawas di Sarinah (dok.pri) Festival Kopi dan kuliner lawas di Sarinah (dok.pri)
Selain itu di venue ini juga ada fashion show yang diadakan di hari kedua acara Oeklam Oeklam Heritage ini. Tentu saja untuk terlihat aura jaman dulu, semua berbusana lawas termasuk karyawan Sarinah. Wawww…kipa lop yaa…
C. Hotel Riche
Di lokasi ini ada pertunjukan musik dari Museum Musik Indonesia dan live cooking oleh chef Hotel heritage ini. Ada aktivitas masak Bitterbalen (kudapan peranakan Belanda) bersama bertopik Oendjoek Dapoer yang diikuti oleh pengunjung acara.
Grup Musik dari Museum Musik Indonesia (dok.istimewa) Masak Bitterballen bersama (dok.Ist)
D. Gramedia
Di venue ini diputar layar tancap, aneka lomba pitulasan yang diikuti oleh peserta dari pengunjung yang hadir. Ada pula carving buah dan sayur serta talk show tentang jurnalistik. Keren yaaa…
Acara carving buah dan sayur (dok.pri)
E. Gedung Telkom
Di halaman gedung ini ada panggung musik. Banyak grup musik yang tampil untuk menghibur pengunjung. Mulai dari musik bernuansa nostalgia, rock, pop dll…hiburan ini dibawakan oleh grup musik yang turut berpartisipasi.
Gitaris cilik beraksi (dok.pri)
Ada juga flasmob yang dibawakan oleh beberapa pelajar di Malang. Kalau saya lihat, area ini kebanyakan yang mengisi acara adalah kaum milenial yang ikut berunjuk kemampuan bermusik. Diantaranya ada gitaris cilik yang bermain mantul, mantap betul…
F. Koridor Kayutangan
Sepanjang jalan di Kayutangan ini berderet stamboel yang menyajikan kuliner jadul dari makanan ringan, anekan masakan dan minuman hingga kaos bertitel Kayutangan. Semua yang ikut membuka stamboel adalah warga Kayutangan. Karena tujuan diadakan acara ini salah satunya untuk meningkatkan ekonomi warga sekitar.
Salah satu stan kuliner lawas (dok. Nisa BLG) Nona Java milik Hotel Tugu (dok.pri)
Ada juga stand beberapa resto dan hotel yang memang bekerjasama dengan panitia. Diantaranya stand resto Taman Inggil, Hotel Tugu, Hotel Pelangi, Hotel Shalimar dll
Stand Hotel Shalimar (dok.pri)
F. Gedung UOB
Di venue ini diputar beberapa film lama dengan media layar tancap. Tentu saja warha antusias karena sekarang jarang diputar bahkan bisa dibilang tidak ada lagi pemutaran layar tancap. Pastinya mengingatkan pengunjung pada masa-masa dulu.
Layar Tancap di UOB (dok.Ardi Tsani/Ist)
G. Gedung Lama BNI
Di gedung BNI ada pameran barang lawas termasuk gelaran keris-keris dan benda pusaka juga perabot lawas. Ada pertunjukan musik keroncong dengan tembang-tembang yang mengingatkan pengunjung pada masa lalu. Bahkan dihari kedua Walikota Malang berkunjung kembali dan menikmati musik keroncong yang mendayu-dayu.
Grup musik keroncong di depan gedung BNI (dok.pri) Pameran foto di venue BNI (dok.pri) Pameran keris (dok.pri)
Sepanjang jalan antara Hotel Riche hingga Gedung BNI banyak bertebaran spot-spot berlatar tulisan Oeklam Oeklam Heritage nang Kajoetangan. Ada juga replika gedung Tolaram yang mashur di jamannya serta booth tentang Arifin yang menunggu pujaan hati dengan setia. Kisah tentang Arifin next deh saya ulas yaa…
Booth Oeklam Oeklam Heritage nang Kajoetangan (dok.pri) Sepeda kuno dengan roda besar dan kecil dikendarai oleh seorang meneer (dok. Ardi Tsani/ist)
Ada juga beberapa sepeda kuno beroda besar dikendarai seorang meneer, pun tak mau ketinggalan ikut meramaikan acara. Pokoke ramai banget deh…Jadinya saya susah move on hehe…
Booth Arifin (dok.pri) Tolaram (dok.pri)
Deklarasi Kayutangan sebagai Ibukota Malang Raya Heritage
Di acara Oeklam Oeklam Heritage, juga ada pendeklarasian Kayutangan sebagai ibukota Malang Raya Heritage (MRH). Penetapan tersebut ditandai dengan penandatanganan naskah deklarasi oleh Walikota Malang Sutiaji, Walikota Batu Dewanti Rumpoko dan Ketua MRH Imawan Mashuri.
Pendeklarasian Kayutangan sebagai ibukota MRH (dok.indra/ist)
Menurut Sutiaji, dengan Kayutangan dijadikan sebagai ibukota Malang Raya Heritage, diharapkan bisa menjadi magnet untuk wisatawan berkunjung ke Malang, baik lokal maupun mancanegara. Sedangkan Imawan lebih menekankan pada, kenapa harus Kayutangan yang menjadi ibukota? Salah satu alasannya menurut CEO Malang Post group ini karena lokasinya strategis dan memiliki kaitan erat dengan sejarah Malang. Apalagi di era dulu merupakan pusat pertokoan yang populer dengan bangunan yang kini masuk kategori heritage. Selain itu, kata Imawan, kedepan Kayutangan lebih mudah untuk direvitalisasi.
Tentang konsep acara yang digelar 2 hari ini, menurut Ketua BPPD Gagoek Soenarprawoto, berbeda dengan Malang Tempo Dulu. Oeklam Oeklam Heritage nang Kajoetangan ingin membangun lingkungan di Kayutangan, yang terdiri dari 3 pilar pariwisata yang harus diperkuat yaitu ;
1. Pilar Lingkungan dengan branding KayoeTangan sebagai CityWalk dengan artis nya adalah bagunan2 Heritage yang ada di pertokoan dan kampoeng KayoeTangan serta penerapan Sapta Pesona dilingkungan Nya.
2. Pilar Culture/Budaya. Hal itu harus disosialisasikan budaya nGalam asli yang ramah, welcome dengan wisatawan dilingkungan KayoeTangan dll.
3. Pilar ekonomi, melihat banyaknya wisatawan yang datang di KayoeTangan, warga harus bisa menangkap peluang ini untuk memutar ekonomi riel nya dengan menjual souvenir, mengembangkan kulinernya, membuka guest house/pondok wisata di Kampung KayoeTangan. Sehingga warga memperoleh nilai tambah dari sisi ekonomi dengan adanya Branding acara ini. Dengan demikian kesinambungan branding Oeklam Oeklam Heritage Kajoetangan bisa terjaga.
Ketua MRH Imawan Mashuri dan Ketua BPPD Gagoek Soenarprawoto (dok. Indra/ist)
Dikatakan Gagoek, perlu kerja keras dan butuh waktu antara 2-3 tahun untuk mewujudkan kembali kejayaan Kayutangan sebagai icon KOTA NGALAM. “Itulah tiga pilar yg harus kita jaga disetiap destinasi wisata Malang,” tutupnya.
Event Oeklam Oeklam kini telah usai dan menyisa kesan positif dihati para pengunjung. Sebuah suasana yang diwarnai nuansa jaman dulu di Kayutangan. “Semoga tahun depan bisa diadakan lagi acara ini,” harap Febi Damayanti selaku Ketua Panitia.
Sebagian personil di balik layar event Oeklam Oeklam Heritage Kajoetangan (dok.istimewa)
Oyiiii…ditunggu yaa acara Oeklam Oeklam Heritage nang Kajoetangan berikutnya…Sukses untuk Komunitas Malang Raya Heritage, sukses dunia wisata Kota Malang!