Menilik Keindahan Air Terjun Kabut Pelangi. Aku tak ingat sudah berapa kali berwisata ke air terjun. Mungkin sudah puluhan kali ke tempat yang berbeda pastinya. Terakhir belum lama ini ke Air Terjun Kabut Pelangi yang ada di Pronojiwo Kabupaten Lumajang.
Oya umumnya untuk menuju wisata air terjun biasanya harus berpeluh keringat. Karena harus melewati jalan yang kontur tanahnya naik dan turun. Belum lagi harus menyebrangi sungai-sungai kecil.
Penasaran dengan perjalananku ke Air Terjun yang memiliki debit air yang deras ini? Yuk simak ya…
Persiapan Sebelum Hari H
Sebelum pergi ke suatu tempat wisata — terutama wisata alam, aku selalu browsing-browsing untuk mengetahui seperti kondisi dan situasi wisata tersebut. Apalagi ke alam seperti ke wisata air terjun, aku pasti bakal ngecek info perjalanan dari kotaku ke kota tujuan. Selain itu ngecek juga dari kota tujuan ke tempat wisata.
Kondisi menuju ke air terjun bagaimana dan berapa lama termasuk fasilitas yang ada di tekape. Semua kudu dicek demi persiapan fisik dan tentunya bekal bawaan.
Untuk persiapan fisik harus banget diperhatikan nih. Sebab bakal menempuh jalan yang tak biasa. Karena itu persiapan fisik dua minggu sebelum hari H, aku setiap pagi olah raga bersepeda untuk latihan pernafasan dan agar otot kaki tidak kaget.
Pas cek dan ricek hasil review Air Terjun Kabut Pelangi, di sekitar tempat parkir ternyata tidak ada yang menjual minuman dan makanan. Jadi untuk logistik aku persiapkan dari rumah.
Persiapan apa saja yang aku bawa? Ini nih list-nya:
1. Minuman
2. Camilan
3. Baju ganti
4. Jas Hujan
5. Sepatu / Sandal gunung
6. Ransel
7. Obat-obatan
8. Alat mandi
9. Sunscreen
10. Jaket
11. Hp
12. Trekking pole
13. Topi
Nah dua hari sebelum hari H aku udah siapin semua. Tinggal masukkan dalam ransel yang ukuran sedang. Oya kalau untuk kebutuhan buat traveling, aku memang sudah siapkan dalam pouch-pouch yang berisi peralatan mandi dan obat-obatan yang khusus untuk traveling. Jadi nggak dipakai sehari-hari.
Tiba Hari H Keberangkatan ke Air Terjun Kabut Pelangi
Traveling atau mbolang kali ini aku ikut open trip bareng teman-teman baru dari Surabaya. Untuk meeting poin aku dijemput di Malang dini hari pukul 01.30 WIB. Kenapa malam hari? Selain untuk menghindari kemacetan juga lebih nyaman perjalanan malam hari agar memulai perjalanan ke tujuan lebih awal.
Setelah kurang lebih 2 jam perjalanan kami sudah tiba di Pronojiwo. Kami semua ber-15 orang mampir disebuah masjid menunggu waktu sholat subuh, sekalian bersih-bersih. Setelah sholat barulah dilanjut ke lokasi bonus yakni Panorama Air Terjun Kapas Biru.
Untuk Panorama Air Terjun Kapas Biru, next kutulis ya. Nggak lama sih kami di wisata ini, hanya foto-foto berlatar view gunung Semeru dan air terjun yang tampak kecil di kejauhan. Sekitar tiga puluh menit kami bergeser untuk mencari sarapan pagi di rumah penduduk yang sudah dihubungi sebelumnya.
Menikmati makan pagi dengan menu ndeso bikin nagihi. Menunya sederhana tapi membuat selera makan bertambah. Eitsss…makan secukupnya sih aku. Ada sayur lodeh, telur dadar, ikan pindang, tempe, sambel dan krupuk. Makannya berbarengan jadi terasa nikmat sekali. Hehe…
Perjalanan ke Air Terjun Kabut Pelangi
Usai mengisi “kampung tengah” saatnya untuk go ke wisata tujuan utama. Persiapan bawa ransel hanya diisi barang seperlunya saja seperti minum dan cemilan, pakaian ganti, jas hujan, topi dan Hp serta trekpole. Barang lainnya ditinggal di mobil di tempat parkir jadi bawaan nggak berat.
Setelah briefing dan berdoa, kami mulai menyusuri kampung melewati rumah-rumah penduduk. Suasananya sejuk karena memang di lereng gunung Semeru. Terlihat banyak tanaman di halaman rumah penduduk yang membuat penglihatan jadi segar.
Tak lama mulai masuk di kebun salak milik penduduk, yang memang menjadi sentra penghasil salak. Jalan makin menurun dan mulai berubah dari jalan aspal, berbatu dan akhirnya jalan setapak yang disisi kirinya ada jurang.
Berikutnya jalan makin menurun dan menanjak bergantian. Setelah kebun salak kami memasuki kebun duren. Wow buahnya banyak banget terlihat bergelantungan dan diamankan dengan tali. Pastinya membuat kami ingin mencicipi durian. Tapi tidaakkk…perjalanan masih jauh. Hehe juga tidak ada pemilik jadi kami, terutama aku — hanya bisa menahan diri.
Sesekali untuk mengambil nafas kami berhenti sejenak sambil minum dan jeprat jepret. Rasanya sayang dilewatkan view serba hijau yang bikin seger. Satu jam perjalanan kami tiba di sebuah pemandangan yang biasanya hanya kami lihat di televisi. Apa tuh? Jauh dibawah terlihat diantara rerimbunan hutan tampak terhampar tambang pasir.
Beberapa truk terlihat bersliweran tampak kecil dengan eskavator mengeruk pasir. Pasir dari Lumajang yang berasal dari sekitar gunung Semeru memang kualitasnya bagus. Jadi tak heran saat kami menyusuri hutan menuju air terjun yang masih jauh, pemandangan luas proyek pasir terlihat jelas.
Menyebrang Sungai Hingga Lima Kali
Menuju ke Kabut Pelangi banyak melewati jalan yang menurun tajam. Sisi kiri kami bahkan ada jurang kalau tidak hati-hati bisa terperosok. Apalagi jalan tanah yang lumayan menukik.
Karena medan yang curam, 4 orang teman kami terjatuh. Beruntung nggak jatuh ke jurang hanya terperosok ke jalan menurun. Akhirnya mereka angkat bendera putih tanda menyerah dan tidak melanjutkan ke Kabut Pelangi.
Kami bersebelas melanjutkan perjalanan. Bersyukur cuaca cerah padahal sehari sebelumnya hujan deras. Ya Allah terima kasih untuk hari yang bersahabat tanpa guyuran air hujan. Semoga cerah sampai kami kembali dari Air Terjun Kabut Pelangi.
Oya kami semua jadi mikir, pasti nanti balik ke tempat parkir bakal nanjak terus. Hehe…lumayan effortnya nih. Ya pasti dan nggak bisa menghindari karena jalan pergi dan pulang cuma satu. Hanya berharap cuaca akan cerah sampai nanti sore.
Oya setelah kebun penduduk, kebun salak, kebun durian, semak dan hutan sudah terlewati, kami bertemu sungai kecil berarus deras. Sungai ini membelah jalan berbatu yang terserak di kiri dan kanan sungai. Kamipun menyeberanginya dengan hati-hati.
Alam di sekitarnya wow banget lho. Tampak pepohonan hijau meninggi. Ada juga tebing tinggi dan air terjun berair tak deras yang sempat kami lewati. Bebatuan besar dan kecil yang tak beraturan tapi cantik di mata kami. Tentunya tak ketinggalan dong kami jeprat jepret untuk mengabadikan potret alam ini.
Kuhitung kami menyeberang sungai hingga lima kali lho! Bukan 5 sungai yang berbeda ya, tapi tetap satu sungai. Karena jalan berkelok dan ada yang mentok ke tebing jadi kami harus menyebrangi sungai. Airnya sungguh bening dan dingin meski cenderung deras.
Keindahan Air Terjun Kabut Pelangi
Setelah berjalan selama kurang lebih 2 jam, akhirnya kami melihat juluran air yang tinggi dengan debit air yang deras. Percikan air yang jatuh hingga mengenai wajah kami yang berdiri sekitar 200 meter dari lokasi air terjun.
Ini menandakan betapa kencang tekanan air yang jatuh ya. Wuidihhh seketika kami terutama aku, merasa segar dan lelah itu langsung menguap tinggi. Kami bersemburat semangat mencari angle buat foto-foto. Hehe…
Di air terjun ini aku tidak mandi karena tidak memungkinkan lokasinya. Sebab persis di depan air terjun ada beberapa batu raksasa dan aliran airnya juga deras. Selain itu di sekeliling air terjun juga terdapat tebing batu yang kokoh perkasa.
Aku hanya main air di sungai kecil yang agak jauh dari percikan air terjun. Bening banget airnya dan beriak karena menimpa bebatuan yang berserakan dan menyembul di tengah sungai.
Air terjun yang tingginya kurang lebih 100 meter ini tak berpengunjung hari ini, selain rombongan kami saja. Ya gitu deh jadi seperti air terjun pribadi hehe. Oya kalau kalian ingin kesini gratis kok tiket masuknya. Nggak ada tarikan buat bayar, tis tis tis…
Puas menilik keindahan air terjun Kabut Pelangi, akhirnya setelah ashar kami sepakat untuk pulang. Karena langit terlihat agak mendung kuatir hujan turun dan pastinya jalan akan licin. Mendung di langit ternyata berbanding terbalik dengan hati kami yang bahagia dan puas.
Nah sudah tahu kan gimana perjalananku ke Air Terjun Pelangi? Kalau kalian ingin ke sini, bisa banget colek aku ya. Siap mengantar dan tunggu cerita mbolangku berikutnya…
Bye bye..