Mengasah Dunia Menulis Dengan Berwisata

Day 1, ODOP ISB

Beberapa tahun lalu, terbersit keinginan untuk melanjutkan pendidikan sekolah formal dibidang wisata.  Tanpa sepengatahuan orang tua, saya mencari informasi tentang sekolah atau tepatnya akademi pariwisata. Tapi jaman dulu tidak seperti jaman now, yang tinggal klik asal ada paket kuota info apapun langsung didapat.

Berbekal tanya kesana kemari akhirnya saya memantapkan diri untuk menimba ilmu di Akpar. Namun saat menyampaikan keinginan saya, orang tua tak mendukung. Saat itu ortu menyampaikan alasan dengan banyak pertimbangan. Sebagai anak, saya mengikuti saran orang tua.

Akhirnya saya mengambil studi dengan mengikuti UMPTN (Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negeri). Dan Alhamdulillah saat itu saya diterima di jurusan yang memang saya ingini. Jurusan yang masih ada kaitannya dengan wisata. Entah kenapa saya merasa ilmu yamg bakal saya timba — entah berapa tahun kedepan — pasti sangat bersinggungan dengan dunia wisata.

Merasa yakin dengan pilihan tersebut,  tentu saja saya semakin semangat belajar. Meski awalnya agak down dengan pilihan pertama yang tak mendapatkan restu ortu. Tapi never mind, saya kudu konsisten dengan pilihan kedua. Yes..

Wisata dan Menulis Jadi Pilihan Hidup

Sektor pariwisata di Indonesia sekarang menduduki peringkat kedua setelah sektor kelapa sawit sebagai penyumbang devisa Indonesia (sumber: detik.com). Lha apa hubungannya dengan saya ya? Hehe..hanya ingin berkabar saja bahwa dunia wisata Indonesia tidak boleh dilihat sebelah mata. Seperti halnya (maaf) pandangan orang tua saya di penghujung tahun 80-an. Tapi bisa dimaklumi ya, orang tua ingin yang terbaik untuk putrinya.

Kini — tiga puluh tahun kemudian, ternyata saya berada di pusaran yang tak jauh dari aktivitas wisata dan menulis. Wisata sebagai keinginan atau hobi jaman dulu hingga sekarang. Sedangkan menulis adalah hobi plus ilmu yang saya dapat dari bangku kuliah. Klop kan? Persis ekspektasi saya dulu bahwa suatu saat pilihan studi kedua saya berkaitan etat dengan pilihan studi pertama yang tak direstui ortu.

Alhamdulillah saya menekuni dan menjalani keduanya. Berwisata sebagai pemandu juga menulis untuk mengabarkan  pada khalayak tentang keindahan alam wisata di Indonesia. Meski sekarang skop nya masih lokal, tapi setidaknya bisa jadi batu pijakan untuk meloncat ke tempat yang lebih jauh.

Btw apa yang saya tekuni kini memang masih berproses. Saya masih belajar terus untuk mengasah kemampuan mengenal destinasi wisata dan karakteristik wisatawan. Banyak membaca ulasan wisata dari penulis atau travel blogger maupun buku-buku wisata. Juga melakukan perjalanan wisata tak berbayar alias jadi pemandu wisata freelance. Nah dari hasil jalan-jalan free itu, bisa jadi bahan tulisan wisata di blog saya.

Mengasah Diri dan Perbanyak Ilmu

Weitss….jadi ingat waktu ISB (Indonesia Socialpreuner Blogger) menggelar event di Malang bareng Indosat. Masih menancap apa yang Mba Ani Berta sampaikan. Diantaranya, kalau ingin menjadi penulis atau blogger, tulislah apa yang sesuai dengan minat dan passion kita. Lha berdasar itupun saya yang merasa excited dibidang wisata dan kuliner, lebih banyak menulis di dua hal tersebut.

Ikutan acara menggali ilmu bareng ISB (dok pri) Mba Ani Berta saat acara di Malang (dok.pri)

Untuk menggali ilmu tentang dunia blogging, saya bergabung dengan beberapa komunitas. Selain dapat pencerahan ilmu juga bisa mengenal teman-teman blogger di Indonesia. Komunitas blogger yang saya ikuti antara lain ISB, BPN, Juragan Artikel, Estrilook Community dll…

Di dunia pariwisata, saya juga menggali wawasan. Salah satunya dengan mengikuti kegiatan pelatihan pemandu wisata yang diadakan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata di kotaku, Malang. Di acara tersebut saya dapat tranferan banyak ilmu dari pemateri antara lain dari Kadisbudpar Malang, PHRI (Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia), HPI (Himpunan Pemandu wisata Indonesia), BPPD dll…

Bareng pemateri acara Kepala Dinas Kebudayaan Pariwisata Malang Ibu Made Ida Wahyuni (dok.pri)

Tentu saja semua ilmu yang diserap tak ada artinya kalau saya tidak mengaplikasikannya. Benar nggak? Nah karena itu sambil belajar saya juga praktek menulis dan memandu wisatawan. Meski masih belum lanyah atau lancar untuk keduanya, yang penting terus berusaha untuk lebih baik.

Bersama teman-teman pemandu wisata Malang (dok.pri)

Doakan ya semuanya lancar. Seperti kata bijak: jangan lelah untuk belajar dan berusaha, pasti suatu saat ada hasilnya. Aamiin. Kalau teman-teman mau liburan ke Malang, bolehlah colek saya. Insha Allah dengan senang hati saya akan bantu biar trip kalian menyenangkan. Ok…ditunggu ya…

Jadi bisa dong berwisata sambil cari data buat isi blog. Hmm…ternyata feeling saya 30 tahun lalu tak salah, dunia wisata ternyata erat banget dengan dunia menulis. Sudah kayak dua sisi mata uang kan?

Love,

Nyk Mlg

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *