“Jatuh cinta tak selama pada sosok orang yang kita kasihi. Bisa juga pada suatu tempat yang menawan hati” ~nyk_mlg~
Kalau bicara tentang jatuh cinta memang konotasinya itu pada sosok yang kita sayang ya. Setuju? Tapi ada juga lho yang jatuh cinta pada alam atau sebuah tempat yang menawan hati seseorang.
Seperti iti juga kesan pertama pada Lembah Tumpang. Begitu kakiku menapak lokasi wisata buatan tersebut hanya ada kata Woooww. Aku yang ditemani dua anakku hanya bisa terkagum-kagum.
Apa yang membuat hatiku senang? Wah penasaran? Boleh deh lanjut ikuti ceritaku yaa…
Sebenarnya saya sudah lama mendengar ada sebuah tempat wisata yang alami itu. Tapi belum.sempat untuk berkunjung. Kebetulan hari itu suami mau ke Bandara Abdurachman Shaleh jadi kami ikutan karena sejalan dengan arah ke Lembah Tumpang.
Jadilah aku dan kedua anakku ikut dan karena waktu yang mepet dengan urusan suami, aku minta diturunkan di gerbang bandara. Selanjutnya kami bertiga dengan menggunakan transportasi online menuju ke area wisata Lembah Tumpang.
Ternyata dari gerbang bandara Malang lokasi yang kami tuju tak begitu jauh.Hanya sekitar 20 menit kami sudah tiba di area wisata Lembah Tumpang.Lokasi tepatnya masuk wilayah Desa Slamet, Kecamatan Tumpang Kabupaten Malang. Arahnya kalau dari Kota Malang ya sebelah timurnya berjarak sekitar 25 km.
Memang tempatnya lumayan masuk di tengah perkampungan. Beruntung transpotasi online itu menawarkan diri untuk menunggu kami. Hehe baik hati ya drivernya. Aku tak meolak tawarannya, meski sebenarnya bisa dijemput suami setelah urusannya di bandara rampung.
Jadilah driver ojol itu memarkir mobilnya di pelataran ysng cukup luas. Sedangkan aku segera menuju ke loket. Harga tiket masuk ke lokasi wisata ini 50 ribu. Tapi entah karena apa, aku dapat diskon lhoo…
Alhamdulillah…rejeki emak solehah, hihi. Mungkin karena masih pagi atau gimana aku nggak tahu. Jelas aja emak-emak mana yang tak suka dengan diskon? Bahagia yang receh banget.
Benar kan? Ya sudah yukk ikuti terus ceritaku ya…
Kami bertiga disambut hijaunya rerimbunan aneka tanaman bunga. Wuihh serasa aku berada di taman sebuah kerajaan. Berpuluh bahkan beratus patung yang mirip prajurit kerajaan memenuhi setiap sudut wisata ini. Seakan berjaga dan menyambut setiap pengunjung dengan rasa hormat dan ramah.
Sementara itu dibalik rimbunnya tanaman hijau dan aneka bunga terdengar riuh suara bocah. Mereka berkecipak bermain air dengan pelampung ban berwarna terang. Owhh…. Penglihatanku terkesiap, ternyata kolam renang anak dengan nuansa bak pemandian seorang putri kerajaan.
Ditengah kolam itu ada sebuah candi berukuran kecil sebagai pemanis. Disisi kanan terdapat 2 kolam kecil dengan air jernih. Jernih banget airnya. Asri sekali suasana kolam renang anak yang cukup luas.
Itu adalah salah satu kolam renang yang ada di Lembah Tumpang. Salah satu? Ya…sebab di area wisata ini ada empat kolam renang. Namanya juga unik bernuansa kerajaan
Berjalan ke dalam lokasi akan disuguhi taman-taman yang berjajar rapi. Sisi kanan kiri terdapat resort untuk penginapan. Berhias ornamen kerajaan dan mengingatkan saya akan jaman dahulu kala. Suka banget aku melihat view sekitar yang adem bamget.
Sebagai bangunan utama adalah candi buatan dengan 4 lantai. Tampak daru luar memang seperti sudah rampung tahap pembangunannya. Saat kami masuk di dalam candi tersebut masih dalam tahap finishing. Kalau dilihat ruangannya seperti tempat pertemuan sebagai salah satu fasilitas yg disediakan pengelola.
Dari atas candi akan terlihat danau buatan berbentuk U mengelilingi candi. Hamparan hijau tanaman cantik, sudut atap resort juga ikan koi berenang tampak dari ketinggian. Sungguh asri dan memanjakan pandangan saya.
Wisata Lembah Tumpang ini terbilang wisata anyar. Berdiri di lahan seluas 18 ha di desa Slamet, Pakis Kabupaten Malang. Menurut salah seorang pemilik dokar hias, wisata ini dibuka untuk umum belum setahun. Oya untuk mengelilngi area wisata ada dokar hias dengan tarif 10 rb/orang. Sedangkan tiket masuk ke Lembah Tumpang sebesar 50 rb/orang.
Untuk menuju ke wisata ini dari kota Malang belum ada akses transportasi umum. Jadi yang ingin mengunjungi bisa mengendarai roda 2 atau 4. Dari pusat kota ke arah timur kurang lebih 16 km ditempuh kurleb satu jam. Setelah pasar Pakis lurus aja di pertigaan jln raya Cokro belok kanan masuk perkampungan sekitar 10 menit. Siapa sangka di tengah perkampungan padat ada wisata yang begitu menakjubkan?
Lebih waah lagi kalau semua fasilitas yang sementara dikebut sudah selesai. Diantaranya wahana flyng fox, outbond, kolam renang dewasa dengan bangunan yg artistik. Juga dibagian belakang area Lembah Tumpang ada air terjun buatan setinggi 10 m yang tidak sempat kami kunjungi karena keburu hujan.
Janji dalam hati bakal kembali ke Lembah Tumpang lagi. Tentu saja dengan perubahan rona-nya yang semakin membuat hatiku terkagum-kagum.
Duhhh… Lembah Tumpang, belum sepenuhnya memancarkan pesonamu-pun hatiku sudah berkata: “aku jatuh cinta”. Kalian juga ingin kesini?