Cang Nyiat Pan, Tradisi Budaya yang Harus Dilestarikan. Kalau membahas tentang tradisi budaya di Indonesia tak cukup waktu sehari dua hari. Tahu kan negara kita terdiri dari ribuan suku dan ribuan pulau? Pastinya semua suku memiliki adat istiadat yang berbeda satu sama lainnya. Selain itu pastinya memiliki kekhasan yang jadi daya tarik tersendiri.
Nah belum lama ini, tepatnya pada 24 Februari 2021, sebuah penggiat kuliner yakni Aksara Pangan mengadakan acara Seri Gastronomi Indonesia. Acaranya digelar secara online mengangkat tema Cang Nyiat Pan di Singkawang Kalimantan Barat.
Apa sih Cang Nyiat Pan itu? Yuk simak ya artikel yang mengupas acara tersebut…
Tionghoa Beri Warna Kuliner Indonesia
Kalimantan Barat yang beribukota Pontianak memiliki beragam tradisi dan budaya. Dimana tradisi tersebut banyak dipengaruhi oleh tradisi luar seperti dari Tionghoa. Karena bulan Februari ini bulan dirayakannya Tahun Baru Imlek, sehingga tema acara yang diangkat tak jauh dari Cap Go Meh. Acara diprakarsai oleh Aksara Pangan.
Karena situasi pandemi sehingga diadakan secara online via meeting zoom. Menampilkan narasumber antara lain: Chef Wira Hardiyansyah @wirahardiyansyah2.0, Dr. Hasan Karman, SH, MM @hasankarman_, Chef Meliana Christanty @melianachristanty.
Menurut Chef Wira Hardiyansyah, tradisi memasak Tionghoa hingga kini banyak yang diadopsi oleh kita. Sebagai contoh penggunaan alat penggorengan seperti wajan serta metode masak dengan cara menumis. Termasuk juga bahan pangan berupa tahu yang sampai sekarang kita gunakan.
Lebih lanjut dikatakan bahwa kehadiran kuliner Tionghoa memberi warna bagi kuliner Indonesia. Bahkan semakin banyak inovasi kuliner baru Indonesia. Pengaruhnya sangat besar dan menambah variasi rasa pada kuliner Indonesia.
Dari Lantern Festival Hingga Tradisi Cap Go Meh
Pemateri berikutnya adalah seorang budayawan Singkawang yakni Hasan Karman. Mantan Walikota ini lebih banyak mengupas tentang sejarah perayaan pada budaya Tionghoa. Menurut Hasan, awalnya untuk memberi penghormatan pada Dewa Thai yakni dewa tertinggi pada Dinasti Han pada tahun 206 hingga tahun 221.
Nah karena perayaannya diadakan malam hari sehingga membutuhkan penerangan. Ada lampu warna warni dari lampion yang sangat menarik. Oleh karena itu dinamakan Lantern Festival.
Berikutnya setelah Dinasti Han runtuh perayaan tradisi dilakukan pada bulan purnama setiap hari ke-15 dari tahun baru Imlek. Dalam perayaan itu digelar kesenian Barongsai juga disediakan makanan khas yakni Cap Go Meh.
Hasan juga menjelaskan tentang perayaan Imlek di negara-negara tetangga Indonesia seperti Singapura dan lainnya. Termasuk menerangkan beberapa hidangan yang tersedia saat Cap Go Meh yang kerap disebut Cang Nyiat Pan.
Aneka Menu Cang Nyiat Pan
Sementara pemateri ketiga adalah Chef Meliana Christanti lebih banyak memberi informasi seputar menu yang harus tersedia di acara Cap Go Meh di Singkawang.
Beberapa disebutkan menu berbahan ikan dengan berbagai bahan bumbu dasar yang menggoda selera.
Acara Seri Gastronomi Indonesia tema Cang Nyiat Pan ini sangat menarik. Selain memberi wawasan tentang sejarah kuliner Cap Go Meh yang ada di Singkawang juga mengenalkan kuliner setempat yang beragam. Tradisi Cang Nyiat Pan diharapkan bisa dilestarikan agar anak cucu kita juga bisa menikmatinya
Setelah melihat You Tube yang menampilkan secara virtual beragam menu masakan dan kudapan dari Singkawang saat acara Cap Go Meh membuat rasa ingin berkunjung ke sana. Semoga saja pandemi segera berakhir sehingga bisa mengeksplor lebih banyak lagi tradisi dan budaya yang ada di Indonesia.
Next ditunggu ya untuk Aksara pangan yang lebih meriah di acara dengan tema lainnya.