Bersama, Bergerak, Berdaya, Mencegah Bumi dan Lingkungan Rusak. Kota tempat tinggalku, dikenal orang berhawa sejuk dan segar. Siapapun bakal betah tinggal di kota yang terkenal dengan sebutan Kota Apel. Selain lokasinya dikeliling pegunungan, kotaku juga dikenal sebagai kota wisata.
Pasti kalian tahu kan apa nama kotaku? Yes banget Kota Malang tercinta. Tapi sekarang menurutku tidak seadem dan sesejuk seperti 2 dekade lalu. Kenapa? Banyak faktor yang membuat kotaku jadi sedikit gerah dan berasa panas.
Faktor Penyebab Perubahan Lingkungan
Sebagai kota terbesar kedua di Jawa Timur setelah Surabaya, Malang menjadi kota yang selalu berkembang di segala bidang. Seperti di bidang pendidikan dengan banyaknya perguruan tinggi yang tersebar dan selalu bertambah jumlahnya. Juga di bidang ekonomi dan industri dengan bertambahnya pabrik-pabrik di beberapa lokasi.
Di bidang pendidikan, banyak menyedot mahasiswa dari luar kota untuk kuliah di Malang. Secara tidak langsung dengan jumlah pendatang tersebut, ada mobilitas yang tinggi baik kendaraan beroda dua ataupun roda empat. Sehingga menyebabkan polusi udara.
Dilansir dari TibunJatim tahun lalu diperkirakan ada 330.000 mahasiswa datang ke Malang. Sehingga terjadi peningkatan kemacetan dan peningkatan kepadatan penduduk di Malang. Tapi di sisi lain ada pergerakan ekonomi ke arah positif.
Sedangkan di bidang industri, berdirinya pabrik-pabrik ada dampak negatifnya. Misalnya menimbulkan polusi udara dari cerobong-cerobong pabrik. Selain itu adanya limbah pabrik yang bisa merusak lingkungan sekitar, bila dibuang sembarangan.
Dari uraian singkat di atas, hal itu bisa menyebabkan pemanasan global atau global warming. Dimana terdapat emisi sebagai pencemar udara yang dihasilkan dari aktivitas manusia seperti tersebut diatas.
Dengan kata lain penyebab dari pemanasan global diantaranya karena emisi gas rumah kaca yang menyelubungi bumi sehingga panas matahari terperangkap. Penyebab lain adanya penciptaan energi yang menghasilkan emisi, barang manufaktur yang melepas panas juga penebangan hutan.
Bersama, Bergerak, Berdaya, Mencegah Bumi dan Lingkungan Rusak
Dengan ancaman ekstrim perubahan iklim seperti di Malang khususnya dan Indonesia umumnya, apa yang bisa kita lakukan untuk mengurangi pemanasan global? Karena kita tahu pemanasan global bisa merusak bumi dan lingkungan kita.
Ada beberapa cara lho ternyata. Meskipun kita melakukan hal kecil, tapi ada pengaruhnya untuk mengatasinya dampak lingkungan biar tidak rusak. Antara lain:
1. Memakai Listrik Sesuai Kebutuhan
Dalam keseharian tanpa disadari bila kita menekan pemakaian listrik bisa juga lho menekan pemanasan global yang bisa mengakibatkan perubahan iklim. Misalnya saat siang hari tidak usah menyalakan lampu.
2. Mengurangi Pemakaian Plastik
Saat kita berbelanja, gunakan tas kain yang kita bawa dari rumah. Karena pemakaian plastik akan merusak lingkungan karena tidak bisa
3. Mengurangi polusi udara dengan tidak sering naik motor berbahan bakar bensin. Lebih sehat kan kalau kita berjalan kaki atau naik sepeda saat kita beraktivitas di luar.
4. Ikut menanam tanaman di rumah yang akan membuat lingkungan jadi sehat dan alami.
5. Tidak membuang Sampah sembarangan seperti di got atau sungai. Tanpa disadari itu bisa menyumbat dan mengakibatkan lingkungan kita banjir.
6. Menggunakan air sesuai kebutuhan sehingga tidak membuang air secara percuma.
Dengan melakukan setidaknya enam poin di atas, kita bisa menyelamatkan lingkungan dan bumi kita tercinta lho. Sekecil apapun usaha kita untuk meredam dampak negatif pemanasan global, tentu saja lebih baik daripada tidak sama sekali.
Yuk jaga bumi dan lingkungan kita dari kerusakan. Kalau saya melakukan hal di atas, kalau kalian sudah sampai dimana berupaya menyelamatkan bumi dan lingkungan kita? Mari kita #BersamaBergerakBerdaya melindungi lingkungan kita #UntukmuBumiku