Berdayakan Perempuan, Hasilkan Rupiah dari Daur Ulang Sampah

Berbicara tentang perempuan, tak kan pernah ada habisnya. Banyak sisi menarik lho yang bisa digali.  Perempuan itu berperan penting misalnya dalam kebersihan lingkungan hidup. Sebagai pengelola lingkungan,  perempuan adalah agen perubahan yang merupakan bagian dari pembangunan. “Perempuan harus bisa mengelola lingkungan  supaya sehat,  produktif dan bertanggung jawab, ” tegas Niken Kiswandari.

Asisten Deputi Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA)  ini menjelaskan perempuan juga sebagai sumber ilmu dalam keluarga. Dikaitkan dengan kebersihan lingkungan, perempuan diharapkan bisa meningkatkan kebersihan lingkungan rumah serta mampu mengurangi resiko kesehatan.

Wah perempuan hebat ya? Banyak peran yang diembannya untuk mewujudkan PUG (Pengarusutamaan Gender). Niken berharap, potensi besar yang dimiliki perempuan bisa menjadi pelopor pembangunan. Begitu sambutan beliau saat acara bertajuk ADVOKASI PERAN MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGAN MELALUI PELATIHAN DAUR ULANG SAMPAH KOTA MALANG yang dihelat di ruang Majapahit Hotel Santika Malang (13/11).

Acara yang dihadiri beberapa komunitas bank sampah dan UMKM ini menampilkan tiga pemateri handal. Pemateri tersebut yakni Bp Rahmat Hidayat (Kabid Bina Kemitraan dan Pengebdalian Lingkungan) Dinas Lingkungan Hidup Kota Malang. Pemateri lainnya Bp Rahmat Bhayangkara (Dinas Lingkungan Hidup Prop DKI Jakarta)  serta Ibu Martha Simanjutak (Founder IWITA).

Kebijakan dan Implementasi Pengelolaan Sampah di Malang

Sebagai warga Malang saya ikut bangga lho.  Sebab oleh pemerintah pusat Malang dijadikan kota percontohan untuk pengelolaan sampah di Indonesia.  Berarti Malang punya nilai plus kan dalam hal pengelolaan sampah. Menurut pemateri pertama Bp Rahmat Hidayat,  bila sampah dikelola dengan bijak akan memiliki nilai dari segi ekonomi.

Jika sampah dimanfaatkan untuk daur ulang bisa meningkatkan atau menambah finansial.  Namun dibutuhkan pendampingan dari pihak-pihak terkait seperti pemerintah,  stakeholdestakeholder dll. Kesadaran dan kepedulian terhadap sampah perlu ditingkatkan sehingga masyarakat bisa memanfaatkan misalnya dengan daur ulang.

Di Malang volume sampah per hari sebanyak 664,6 ton dan yang masuk ke TPA 499 ton di TPA Supit Urang. Sampah tersebut dikelola kembali oleh pengelola sampah. Nah untuk pengelolaan sampah adalah peraturannya yakni UU no. 18 tahun 2008 dan PP no 81 tahun 2012 tentang pengolahan sampah rumah tangga dan sejenis sampah rumah tangga.

Pengelolaan sampah ada substansinya yakni

A. Pengurangan Sampah yang berbasis masyarakat/partisipasi:

  • Pembatasan misalnya penggunaan kantong plastik,  plastik sekalsekali pakai dan bebas plastik di kantin sekolah.
  • Pendaur ulangan sampah
  • Pemanfaatan sampah

Dari pengelolaan sampah berbasis masyarakat ini sebesar 30% dan dikenal sistem 3R yakni Reduce, Reuse dan Recycle.

B. Penanganan yang berbasis institusi atau pemerintah daerah sebesar 70% meliputi:

  • Pemilahan sampah
  • Pengumpulan sampah
  • Pengangkutan sampah
  • Pengolahan
  • Proses akhir

Dalam pengelolaan sampah dikenal pula sistem dari hulu ke hilir.  Sistem tersebut maksudnya adalah dari hulu  berupa timbunan sampah kemudian diambil dari TPS untuk selanjutnya ke hilir yakni TPA (tempat pembuangan akhir). Nah dari pengelolaan sampah itu dalam rangka untuk membantu masyarakat terkait nilai ekonomis sampah diluncurkanlah Bank Sampah.

Bank Sampah merupakan tempat pengelolaan sampah anorganik dan menabung sampah yang sudah dikonversikan dengan rupiah. Dimana masyarakat yang menjadi nasabah bank sampah wajib untuk melakukan pemilahan sampah.

Untuk menjadi nasabah Bank Sampah terbagi:

1. Nasabah Individu/perorangan

Mereka datang ke bank sampah dengan membawa sampah yang terpilah dan bawa fitokopi KTP

2. Nasabah dimana sampahnya diambil di lokadi dengan berat sampah min 50 kg,  bila:

a.  Masyarakat dengan membwntuk pengurus (ketua,  sekretaris dan bendahara)  dengan anggota minimal 20 KK

b.  Sekolah,  melibatkan guru,  OSIS atau organisasi sekolah minimal 5 jelad

c.  Instansi / perkantoran / hotel / pasar harus ada koordinator dan petugas kebersihan.

Tentang sampah daur ulang menurut Rahmat Hidayat, tentu saja harus bisa bersaing dengan produk non daur ulang.  Dan juga dari segi harga harus seimbang jangan terlalu mahal.  Adapun hal yang menjadi tolok ukur agar produk daur sampah diminat konsunen mempunyai nilai layak yakni:

– Layak lihat

Maksud secara fisik produk daur ulang misalkan tas dari bahan bekas tutup minuman dilihat bagus dan indah.

– Layak Pakai

Tas ataupun produk lainnya bisa dipakai dan berfungsi sesuai manfaatnya.

– Layak Jual

Produk tersebut punya nilai sehingga layak dijual ke konsumen.

Dari ketiga nilai tersebut,  Rahmat menilai,  produk daur ulang bakal diminati masyarakat atau konsumen. Dengan demikian bisa membantu ekonomi warga dan tentunya pemerintah melakukan pendampingan dan mengadakan pelatihan-pelatihan.

 

Pemateri kedua Bp Rahmat Bhayangkara menitikberatkan pada pengembangan bank sampah ke ranah lingkungan berbasis teknologi informasi di Provinsi DKI. Menurutnya, bank sampah adalah upaya getakan swadaya masyarakat untuk memberikan pembelajaran kepada masyatakat dalam mengurangi volume sampah dari sumbernya. Itu dilakukan melalui upaya memanfaatkan sampah yang masih memiliki nilai ekonomi.

 

Pentingnya Strategi Marketing dalam Peningkatan Penjualan

Ibu Martha Simanjuntak sebagai pemateri ketiga mengupas tentang strategi yang harus dimiliki oleh pelaku usaha daur ulang atau UMKM.  Menurut Ketua IWITA (Indonesia Women Information Technogi Awaraness)  ini, para pelaku usaha yang kebanyakan didominasi oleh perempuan harus melek teknologi.

 

Sekarang teknolgi informasi begitu pesat dan sangat dibutuhkan untuk promosi atau mengenalkan produk atau usaha. Tanpa adanya promosi melalui teknologi seperti internet akan membuat usaha yang dijalankan lambat perkembangannya.

Agar produk dikenal oleh masyarakat, menurut Ibu Martha, setiap usaha membutuhkan branding strategy. Ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan dalam strategi untuk meningkatkan penjualan, yakni:

1.Tujuan : mengetahui tujuan yakni mempromosikan produk yang akan dijual.

2. Konsistensi : melakukan secara terus menerus tentang pengenalan produk secara fokus. Misalnya promosi produk daur ulang tas lakukan secara kontinyu. Jangan mengenalkan dengan berganti-ganti produk.

3. Emosi : ciptakan emosi konsumen agar tertarik dengan produk kita.

4. Fleksibilitas : menjadi saran yang utama saat menyusun strategi branding

5. Keterlibatan karyawan : agar strategi yang diterapkan dapat terlaksana dengan baik, pastikan semua karyawan mengetahui bagaimana mereka harus berpartisipasi.

6. Loyalitas : komponen penting dalam kesuksesan strategi branding dan merupakan faktor   yang mendukung peningkatan penjualan

7. Kesadaran akan kompetisi : selalu mendengar strategi yang diperlukan oleh kompetitor.

Selain hal diatas juga dibutuhkan pacaging dan  teknik foto produk yang menarik. Gunakan pencahayaan yang maksimal sehingga foto produk yang akan kita promosikan menjadi menarik. Bila penhenalan produk melalui online manfaatkan media sosial kita seperti Facebook dan Instagram.

Dengan demikian jangkauan pembeli semakin luas dan memungkinkan peningkatan penjualan.

 

Produk daur ulang yang banyak dikembangkan oleh ibu-ibu rumah tangga akan membantu perekonomian keluarga.  “Manfaatkan handphone sebagai media teknologi untuk mengenalkan produk, ” papar Bu Martha.

Sebelum mengakhiri sesinya,  Ibu Martha mengadakan kompetisi 3 kelompok yang menjelaskan tentang manfaat internet untuk bisnis, tantangan beserta harapan ke depan. Peserta acara yang berjumlah 75 orang sangat antusias mengikuti hingga acara usai.  Alhamdulillah banyak ilmu yang didapat dari acara KPPPA bekerjasama dengan IWITA dan Dinas Lingkungan Hidup Kota Malang. Berharap suatu saat saya bisa menmenimba ilmu lagi tentang daur ulang sampah.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *