Badan Loyo, Nggak Lagi Tuh

Kemarin saat memenuhi undangan seorang GM sebuah hotel untuk urusan job, aku merasa happy. Bukan karena deal-dealan masalah kerjaan, tapi happy karena melihat view keren Gunung Panderman. Berasa ada yang nyangkut di gunung yang tingginya 2000 mdpl itu. Gunung Panderman yang berada di wilayah kota administratif Batu ini memang membuat aku terpesona. Terlihat anggun saat aku berdiri di rooftop hotel yang kudatangi. Jadi ingat belum lama ini berjuang untuk mencapai puncaknya yang bernama Basundara.

Medannya menantang bahkan saat awal menuju titik basecamp pun sudah membuatku terengah-engah. Hehe…maklum semua karena faktor U. Umur atau usia sangat berpengaruh kan pada aktivitas luar, apalagi sama urusan nanjak atau naik gunung. Hehe…

 

Tapi kembali pada yang namanya suka atau hobi, ya gak bisa ujug-ujug mandeg. Apalagi keseharian masih berhubungan dengan komunitas yang tak jauh-jauh dari kegiatan mbolang. Kadang menyusuri sungai, ke coban atau air terjun. Kegiatan semacam ini aku lakukan sejak masih mahasiswa disela-sela liburan kuliah. Sudah cukup lama ya…

Berawal dari Sakit, Aku Ditantang oleh Dokter

Menyukai sedikit dunia outdoor bukan karena sejak masa muda atau bersekolah. Biasanya kan orang-orang punya hobi yang ditekuni karena pasion, minat atau keinginan sejak bersekolah, misalkan saat berseragam abu-abu. Kalau aku karena tantangan seorang dokter lho yang kebetulan menangani gejala penyakitku.

Ceritanya ketika masuk semester dua, aku bergabung di kegiatan penerbitan di kampusku. Ya jadi wartawan kampus gitu yang tugasnya sering melaporkan kegiatan mahasiswa di UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa). Sering meliput acara-acara lintas fakultas. Jadi banyak teman di luar fakultasku, pastinya dong!

Nah seringnya berkegiatan di kampus sampai pulang larut malam, bahkan tidur di kampus membuatku kelelahan. Waktu itu aku terlihat seperti poso atau orang Makasar bilang agak sesak nafas. Oya dulu aku kuliah di sebuah perguruan tinggi negeri di Makasar. Setelah diperiksa dokter saya dinyatakan sakit gejala Bronchitis. Baru gejala, jadi menurut dokter saat itu menyatakan bisa sembuh 100% asal mau berusaha dan menurut apa kata dokter.

Baiklah, demi kesembuhan dari sakit di tanah rantau, akupun mengikuti petunjuk dokter. Katanya, selain minum obat, aku juga harus berlatih fisik dengan jalan kaki. “Pelan-pelan saja dan bertahap, jangan langsung jalan jauh nah “, saran seorang dokter dengan logat Makasar.

Masih dalam pantauan dokter, chalange pun bertambah. Dari jalan kaki hingga tantangan untuk ke tempat kegiatanku tanpa lift. Alamaaaakkkk! Aku protes, gimana mau naik ke lantai 6 dok, itu kan tinggi sekali? (tempat kegiatanku di gedung rektorat lantai 6)

Dokter hanya tersenyum, mau sembuh kan? Ya auto kepalaku mengangguk pasti. Dilain kesempatan saat cek kesehatan yang sudah berangsur membaik, Pak Dokter pun menyarankan untuk berkegiatan naik gunung untuk melatih fisik. Hah? Tapi sudahlah demi tak sakit lagi akupun mengikuti saran tersebut.

Sebagai mahasiswa yang aktif di penerbitan kampus, tak sulit untuk mencari info tentang kegiatan mendaki. Segera kukontak seorang ketua UKM terkait kegiatan outdoor itu. Nah pertama kali nanjak ya ke Gunung Bawakaraeng tapi gak sampai puncak, hanya sampai di Lembah Ramma. Masih ingat itu saat acara melepas tahun 1992 untuk sambut tahun 1993.

Lumayan segar dan sejak itu tak pernah lagi kukunjungi dokter. Kenapa? Nggak mau aku menerima tantangan-tantangan lagi, meski itu sebenarnya buat kesehatanku. Aku merasa sudah sehat dan nyatanya demikian. Jadi begitu awalnya aku menyukai aktivitas outdoor.

Pertama merasa terpaksa demi sehat, tapi setelah dinikmati dan ada efek positif buat kesehatanku, akhirnya keterusan atau ketagihan hingga kini. Tergiang kata dokter,”Jaga kesehatanmu dengan gaya hidup sehat, berolah raga, cukup istirahat dan jaga pola makan”

Meski dokter itu cerewet tapi baik hati lho. Sampai sekarang pun selalu tergiang nasehatnya pada seorang perantau yang berkuliah jauh dari ortu. Hehe…lebay ya! Yang pasti kalau tidak ada dokter itu, belum tentu aku menyukai kegiatan di alam. Ya kan?

Beda Dulu dan Sekarang

Masih ingat kan di awal tulisan aku terengah dan loyo saat naik ke Panderman? Nah kalau masih muda mungkin gak bakal begitu. Bedanya dengan sekarang kan usia dah hampir kepala 5. Jadi butuh dopping, wkwk..

Apalagi waktu nanjak seringnya malam hari. Meski sudah memakai jaket tebal, tetap terasa dingin. Padahal aku kan jalan dan bergerak terus serta berkeringat. Mungkin karena faktor U ya, jadi peluang masuk angin lebih besar. Kalau sudah begitu aku akan minum minuman yang berkhasiat menghangatkan badan dan bisa meredakan masuk angin.

Oh ya sangat penting lho menjaga stamina kalau beraktivitas di luar. Apalagi di gunung yang notabene berhawa dingin. Trus kalau ada yang nyinyir, kenapa cari aktivitas yang mengandung capek dan lelah, kan sudah tahu usia tak muda lagi? Wkwkwk…Suka sedih ahh, iya sih pelan-pelan aku mengurangi, tapi nggak bisa langsung ya….

Dan saat tubuhku butuh kehangatan, pilihanku jatuh pada Herbadrink varian Wedang Uwuh. Pertama mengkonsumsi ini diinfokan seorang teman seperjalanan. Katanya biar badan hangat dan tidak mudah masuk angin. Baiklah, akhirnya kucoba dan ternyata memang nyata. Badan perlahan terasa hangat dan bisa meredakan gejala masuk angin.

Berikutnya setiap aku melakukan perjalanan outdoor, tak pernah lupa menyelipkan produk andalan ke dalam list barang yang harus dibawa. Pasti dong buat jaga-jaga biar badan tidak loyo saat gejala masuk angin melanda.

Herbadrink Wedang Uwuh dan Khasiatnya

Menjaga kesehatan adalah gaya hidup yang harus diperhatikan oleh setiap orang. Sebab sehat itu mahal harganya. Sehat itu modal utama seseorang dalam berkegiatan. Kalau sakit mau melakukan aktivitas apapun jadi terhambat. Betul kan?

Nah kalau bisa usahakan dan terapkan gaya hidup sehat, seperti:

1. Pola makan sehat dan teratur

2. Berolahraga cukup

3. Istirahat cukup

4. Menghindari stres/pikiran yang berat

5. Tidak kurang piknik

Bila kelima cara hidup sehat sudah dipenuhi, ternyata masih kerap kelelahan dan bisa menyebabkan masuk angin serta loyo, ya harus mencari solusi untuk tetap bugar.

Nah solusinya konsumsi Herbadrink Wedang Uwuh. Wedang Uwuh adalah ramuan herbal yang dibuat berdasarkan resep tradisional Indonesia dan diproses melalui teknologi modern. Diolah dari bahan-bahan alam pilihan. Bahan alami pilihan tersebut adalah:

1. Jahe

2. Secang

3. Kulit Kayu Manis

4. Biji Pala

5. Minyak Cengkeh

6. Minyak Sereh

Sedang khasiat Herbadrink Wedang Uwuh adalah:

1. Membantu menghangatkan badan

2. Meredakan masuk angin

Wah bahan-bahan alami Herbadrink Wedang Uwuh memang jos yaa. Tak heran kalau khasiatnya juga mantap banget. Langsung terasa lho. Oya Herbadrink juga tersedia dalam varian lain seperti Herbadrink Chrysanthemum, Herbadrink Beras Kencur, Herbadrink Sari Temulawak, Herbadrink Sari Jahe, Herbadrink Kopi Gingseng, Herbadrink Kunyit Asam dan Herbadrink Kunyit Asam Sirih Plus Madu. Wah banyak banget ya varian Herbadrink dengan khasiatnya masing-masing.

Nah kalau misal teman-teman mengalami gejala masuk angin dan terasa loyo, sudah tahu kan harus minum apa? Badan jadi segar kembali lho. Badan loyo? Enggak lagi tuh…

Leave a Comment