Ada anekdot : Jangan pernah berkunjung ke Malang…..(kalau hanya sehari). Hehe…berarti kalau berkunjung ke Kota Apel ini paling tidak 2 hingga 3 hari atau seminggu ya? Memang destinasi wisata apa saja yang ada di Malang? Banyak lho, ada gunung, pantai, air terjun atau wisata buatan. Lengkap ! Cobalah main ke Malang, buktikan dengan melihat keindahan alamnya yang memesona. Salah satunya sebuah tebing tinggi bernama Tebing Parang Tetes yang Wonderful Indonesia banget. Pernah dengar namanya? Kalau belum, yuk simak yaa…
Tebing Parang Tetes (dok.pribadi)
Parang Tetes Tebing Tinggi yang Eksotis
Lokasinya masuk wilayah Bendolawang, Ngadirejo-Jabung Kabupaten Malang. Kira-kira berjarak 25 KM arah timur Kota Malang dan ditempuh dalam waktu satu jam. Untuk menuju ke Tebing Parang Tetes — dari pertigaan Kenongo, Tumpang — kita belok kiri. Kemudian melewati jalanan mulus yang tak begitu lebar sekitar 5 KM. Sepanjang jalan bakal disuguhi hamparan persawahan penduduk yang membelah jalan ber-hotmix.
Dari Pertigaan Kenongo, Parang Tetes masih 5 km lagi (dok.pribadi)
Tiba di Bendolawang terdapat tanda arah menuju Coban Jidor. Ikuti saja rutenya sampai di sebuah jalan setapak lumayan curam sejauh 1 km. Pemandangan hijau menyejukkan mata terlihat dan tak lebih 10 menit kita tiba di tempat parkir area wisata Coban Jidor. Wisata coban ini dikelola oleh Perhutani Malang dibantu oleh penduduk setempat. Namun bukan wisata air terjun yang saya ceritakan, tapi view indah menuju air terjun. Dengan Harga Tanda Masuk 5 rb dan parkir motor 5rb, kita bisa sepuasnya menikmati bentangan alam yang menakjubkan.
Coban Jidor itu adalah sebuah air terjun yang cukup dikenal masyarakat. Namun untuk menuju kesana kita akan melewati tebing setinggi 50 meter yakni Tebing Parang Tetes. Tebing ini sangat gagah dengan panjang jalan dipinggir tebing kurang lebih 300 meter. Siapapun yang berada disisi tebing akan terlihat seperti liliput yang tengah berdiri di batu raksasa. Betapa kecilnya manusia, dan betapa besar sang pembuat alam.
Seperti Liliput (dok.pribadi)
Menikmati alam bebas konon bisa membuat kita lebih merasa fresh. Dengan melihat hijaunya pepohonan serta tebing yang kokoh, bisa sedikit mengalihkan rutinitas sehari-hari kita. Siapa yang gak suka memandang view yang indah?
Nah saya pun demen menikmati alam. Beberapa wakti lalu saya ke tebing Parang Tetes. Jalan menuju kesana masih berupa tanah berundak-undag. Masing-masing undag dipisahkan bambu agar bisa menahan beban tanah yang dipijak pengunjung. Berapa jumlah anak tangga? Lumayan sih dengan menuruni sekitar 100 anak tangga sampailah di area tebing Parang Tetes.
Jalan berundag, turun dan agak curam (dok.pribadi)
Saya terhenyak tak berkedip, Indonesia memang luar biasa. Saya bangga sebagai anak bangsa yang beruntung hidup di bumi pertiwi. Masya Allah…saya mendongak ke atas, batu raksasa menjulang tinggi eksotis dihiasi tanaman liar. Sesekali ada tetesan air menitik persis di wajahku. Adem. Ternyata tetesan air itu berasal dari celah tebing berbatu.
Parang Tetes, Tebing yang Meneteskan Air…
Ini adalah nama tebing tinggi yang kita lewati sebelum mencapai Coban Jidor. Dinding tebingnya tinggi berwarna keperakan. Saat diterpa sinar matahari akan tampak kerlip berwarna dari partikel pecahan dinding tebing. Sehingga menampakkan keindahan, kekokohan dan kegagahannya. Bebatuan besar juga banyak disepanjang jalan tebing yang tak terlalu lebar. Kalau kita menyusuri jalan setapak sisi tebing ini kudu ekstra hati-hati…
Penampakan View hijau dibawah tebing (dok.pribadi)
Saat berdiri di bebatuan akan tampak panorama hijau di sebrang tebing. Tentu saja tampak jurang menganga tapi tertutup oleh pepohonan yang hijau. Sungguh menarik bila kita bernarsis di sekitar tebing Parang Tetes ini.
Tampak Batu basah karena tetes air (dok.pribadi)
Menurut Cahyo — salah satu penduduk asli Ngadirejo mengatakan, Parang Tetes itu berarti lereng tebing yang meneteskan air. Betul saat berkunjung kesana memang terlihat di bagian tertentu ada tanah di bawah tebing, terlihat sedikit basah karena tetesan air dari atas. Tebing di bagian tertentu bentuknya menjorok ke jurang. Tampak sedikit memayungi area tanah dibawahnya.
Salah satu sisi Tebing Parang Tetes (dok.pri)
Nama Parang Tetes menarik perhatian saya. Waktu ditelisik ternyats kata Parang berasal dari kata pereng atau lereng yang terkait dengan tebing (sumber: Wikipedia). Sedangkan Tetes dalam Bahasa Jawa berarti air yang menetes. Kenapa tebing indah yang bagai tembok batu raksasa itu dinamakan Parang Tetes ? Ya karena memang faktanya seperti itu, banyak tetesan air jatuh dari atas tebing.
Penampakan Parang Tetes dari sisi atas (dok.pri)
Ada Petilasan Mbah Tamrin
Saat menyusuri sisi tebing yang berbatu besar, tampak sebuah batu ceper berpagar bambu. Saya penasaran. Dan terlihat tulisan “Petilasan Mbah Yai Tamrin” yang ternyata adalah sesepuh desa setempat. Tapi konon bukan penduduk asli alias seorang pendatang. Tak ada yang mengetahui asal-usulnya. Tapi sosok ramah ini konon, menurut Cahyo, adalah penyebar agama Islam.
Batu besar di jalan setapak tebing (dok.pri)
Dari cerita yang berkembang, dibawah Tebing Parang Tetes ini Mbah Yai Tamrin dulu pernah tirakat dan semedi selama tiga tahun. Bahkan Mbah Yai Tamrin juga pernah melakukan hal serupa di Gunung Arjuno. Saat itu tongkatnya tumbuh menjadi sebuah pohon Beringin yang tinggi.
Mbah Tamrin adalah sosok sederhana. Dengan warga Ngadirejo selalu ramah dan menjaga kerukunan beragama. Padahal pertama kali tiba di Ngadirejo tahun 1920-an, penduduk Ngadirejo mayoritas beragama Hindu Budha. Tapi sebagai seorang penyebar agama Islam, Mbah Tamrin mampu merangkul semua, sehingga meski berbeda agama pun tetap rukun.
Petilasan Mbah Yai Tamrin (dok.pri)
Mbah Thamrin menikah dengan Mbah Saiyah dan meninggal tahun 1948. Mbah Yai Tamrin dimakamkan di pemakaman Ngadirejo. Sampai sekarang makam Mbah Yai Tamrin sering diziarahi orang dari dari luar kota Malang seperti dari Surabaya, Sidoarjo dll. Menurut Pak Dhodok salah satu pegawai Kecamatan Jabung, makam Mbah Yai Tamrin tetap terawat meski tidak dibangun. Ini sesuai amanah atau permintaannya.
Itulah Tebing Parang Tetes yang menggambarkan sebuah keindahan alam Indonesia dimana disekelilingnya ditumbuhi pepohonan hijau. Bagai permandani alam, tebing inipun memuat kisah yang menarik tentang tetesan air tebing dan juga petilasan sesepuh desa. Ini merupakan bagian dari khasanah kekayaan Indonesia yang beragam. Tebing Parang Tetes adalah salah satu wonderful Indonesia.
Dukung Wonderful Indonesia
Indonesia memang negara yang kaya dengan beragam potensi wisata alam dan tradisi. Seperti petikan lagu band legendaris Koes Plus Bersaudara….
….
Orang bilang tanah kita tanah surga
Tempat batu dan kayu jadi tanaman
Orang bilang tanah tanah surga
Tempat batu dan kayu jadi tanaman…
Dari lagu tersebut menggambarkan betapa Indonesia sebuah negeri yang luar biasa. Sepatutnya kita berbangga dan menjaga Indonesia yang berwarna. Yuk dukung Wonderful Indonesia. Caranya? Kunjungi tempat wisata dan sebarkan informasi kekayaan dan keindaham alam Indonesia dalam bentuk informasi yang akurat.
Ikutan Wonderful Indonesia Blog Competitions juga yukk…Saya ikut meramaikan, kalian ?
Ikutan yukkk…