Saat melihat postingan kafe apung seorang teman di Coban Tempursari, saya langsung terpikat. Ingat juga kalau pernah ke coban itu beberapa bulan yang lalu. Tapi waktu itu hanya memandang dari atas. Dalam hati ingin bermain dengan gemericik airnya tapi berhubung belum ada jalan setapak menuju Coban Tempursari, jadi cukup puas hanya pepotoan berlatar belakang coban yang berlokasi di Jabung Malang.
Hanya bisa memandang Coban Tempursari (dok.pri)
Nah kebetulan ada sahabat satu gang apa geng ya, hehe…mengajak untuk barengan. Tanpa menunggu lama, kami berlima segera meluncur keesokan harinya. Wah nih perempuan semua. Dua orang berstatus emak-emak, dua gadis anak para emak serta seorang gadis yang gagah perkasa. Hehe…
Karena sebelumnya saya tahu medan menuju lokasi yang lumayan ekstrim, jadi sepakat deh mengendarai tiga motor. Para emak membonceng masing-masing putrinya. Dan…saya pun turut ikutan ngebut menuju tekape yang dituju. Ingat sama film si emak anak jalanan, eh Ali Topan Anak Jalanan yang suka ngebut…
Baca juga : griya gribig guest house bernuansa jadul
Titik meeting point disepakati di sebuah SPBU sekitar jalan arah Bandara Abdurachman Saleh sekitar pukul 09.00. Kemudian dilanjutkan ke arah timur Malang berjarak kurang lebih 25 KM. Tak cukup satu jam kami sudah memasuki area desa Begawan Lor Kecamatan Jabung. Mulanya jalan yang membelah desa tersebut mulus. Namun dititik jalan setapak sepanjang 100 meter lumayan berbatu. Gede-gede lagi batunya dan lumayan licin karena ada genangan air di beberapa tempat.
Jalan berbatu (dok.Dyah)
Kalau saya sih nyantai aja dan konsentrasi pegang setir motor. Tapi putriku agak kuatir jadi memilih turun untuk berjalan kaki. Sedang emak lain Si Ebo Dyah gak berani buat melewati jalan terjal pada kelokan di area makam desa. Nah inilah tugas gadis perkasa mb Atikers yang mengambilalih motor si Ebo Dyah. Hehe…bener sih jalannya kayak medan off road. Harus pintar memilih jalan yang bisa dilalui dengan lincah.
Dari kelokan makam berjarak 50 meter loket pembayaran terlihat. Berbayar 10 ribu untuk satu orang. Seharusnya berlima 50 ribu, namun si bapak penjaga memberi diskon 10 ribu. Hehe ya oke saja. Nah tiket 10 ribu ini sudah termasuk untuk Coban Jahe. Coban Tempursari, Indiana Camp dan coban lain yang ada disekitarnya. Murmer sekali kan?
Loket tiket (dok.Dyah)
Mulailah kami eksplor ke Indiana Camp. Di dalam area tersebut ada kafe apung di Coban Tempursari. Pintu masuknya ya melalui pintu Indian Camp. Setelah memarkir motor pandangan kami mulsi jelalatan lihat spot yang aduhai.
Kafe Apung yang Keren
Kafe apung ini memang belum lama dibuka. Tapi keberadaannya lumayan membuat pengunjung terkagum-kagum. Bagaimana tidak? Kafe yang jaraknya hanya 2-3 meter dari curahan air terjun itu sungguh menciptakan sensasi luar biasa.
Helsom salah satu pengelola kafe mengatakan bahwa kafe ini baru ada sekitar 3 bulan. Bersama pengelola lainnya ingin membuat suatu kafe yang berbeda. Dengan mengusung konsep alami, dibuatlah sebuah anjungan dari kayu dengan 4 kursi dan sebuah meja.
Anjungan kafe apung (dok.pri) Kafe apung Coban Tempursari (dok.pri)
Anjungan ini mengapung karena dibawahnya terdapat drum plastik. Saat pengunjung ingin menikmati kopi atau hanya ingin bernarsis, ada operator yang secara manual akan menarik tali yang dikaitkan pada pagar kayu anjungan. Sehingga anjungan itu bergerak mendekati curahan air terjun atau Coban Tempursari.
Menyeruput Kopi di Bawah Air Terjun
Kalau di kafe umumnya saat kongkow terdengar alunan musik. Bisa hingar bingar ataupun musik yang selow dan romantis. Tapi kalau menikmati kopi di kafe apung di bawah air terjun, beda musiknya. Yang ada musik alam dengan gemericik air serta view alami.
Nyeruput kopi di kafe apung (dok.pri)
Di kafe apung ini hanya dengan merogoh kocek 10 ribu, kita bisa menikmati secangkir kopi dan view alam sepuasnya. Namun kalau cuma bernarsis saja dengan spot cantik di area kafe apung berbayar 5 ribu. Harga yang cukup murah bukan?
Tarip spot (dok.pri)
Coban Tempursari lokasinya agak tersembunyi. Berada di bawah jalan desa dan tak nampak dari atas. Jadi untuk menuju ke lokasi harus melalui area Indiana Camp. Area ini merupakan kawasan perhutani yang ditanami pohon Mahoni. Di lokasi ini ada beberapa tenda kerucut menyerupai rumah ala-ala suku Indian.
Indiana Camp (dok.pri)
Kafe Apung Bagian Kafe Indiana Camp
Sebenarnya kafe apung adalah bagian dari kafe Indiana Camp yang masih satu area dengan Coban Tempursari. Kafenya terletak terpisah dengan kafe apung. Jadi kalau ingin menikmati kopi di kafe apung, pengelola akan mengirimnya dari atas. Sebab kafe apung berada di area bawah dan harus menapaki jalan menurun. Jaraknya sekitar 100 meter dari kafe yang beratap rumbia.
Kafe Indiana Camp (dok.pri)
Menu yang tersediapun sederhana seperti kopi sachet dan mie instant. Harganya pun sangat bersahabat antara 5 – 10 ribu. Namun menu tersebut akan terasa beda bila dinikmati di alam terbuka. Apalagi di area kafe Indiana Camp ini tampak hijau karena aneka tanaman. Ada juga kursi kayu lengkap dengan meja tertata rapi secara out door.
Jadi kalau emaks berlibur ke Malang, jangan lewatkan ya untuk berkunjung ke Kafe Apung Coban Tempursari. Rasakan kopinya, nikmati alamnya. Jadi deh kenangannya melekat du hati….
#Setip
#SetipEstrilookCommunity